Wamena (Antaranews Papua) - Pihak Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menyatakan umumnya para petani di wilayah setempat telah berusia lanjut atau sudah tidak produktif.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Jayawijaya Hendri Tetelepta di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan kondisi itu menggambarkan krisis petani usia muda hampir terjadi di seluruh distrik di wilayah tersebut.
"Satu satu permasalahan kami di bidang pertanian, di lapangan itu masalah tenaga kerja. Tidak hanya di sawah, di bidang hortikultura, perkebunan. Kalau kita ke kebun, itu yang tersisah hanya ibu-ibu yang kategori bukan usia produktif. Sedangkan yang usia produktif lebih cenderung (pergi dan tinggal) ke kota," katanya.
Versi Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia tidak produktif yakni di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas. Sedangkan usia produktif antara 15 sampai 64 tahun.
Hendri mengatakan pemerintah setempat telah melakukan berbagai langka untuk membantu petani usia tidak produktif agar hasil produksi pertanian mereka berjalan baik dan menghasilkan keuntungan.
"Upaya kami adalah membantu petani dengan peralatan, baik sekop, parang, cangkul maupun traktor. Ke depan kami rencana dorong lagi dengan mesin babat gendong, kita berharap dengan pengadaan peralatan ini bisa membantu petani yang mengalami kekurangan tenaga kerja yang ada," katanya.
Poli Wetipo, ketua kelompok tani padi, ketika ditemui di lahan sawah miliknya yang berlokasi di Kampung Heleluwa, Distrik Megapura mengatakan, selain persoalan lahan yang selalu tergenang air, 25 hektare lahan yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik oleh petani.
"Kendala kita di sini itu anggota malas untuk bekerja. Paling-paling nanti ada uang (ada bantuan) baru mereka kerja. Tetapi kalau menurut saya, harus kerja dahulu. Di sini ada sekitar 61 kepala keluarga (KK), sementara yang aktif sekitar beberapa KK saja, seperti yang kita lihat di lapangan (sekitar 5 orang)," katanya.
Pria paru baya itu mengatakan pemerintah selalu memberikan pendampingan tentang cara budidaya sawah padi, namun tidak semua petani mau menjadikan pendampingan sebagai motifasi untuk lebih giat mengelolah lahan pertanian. (*)
Berita Terkait
Dishub Kota Jayapura menghapus retribusi pengelolaan terminal
Senin, 20 Mei 2024 15:26
Balai Karantina Papua Tengah perkuat sinergi bersama Bea Cukai Timika
Senin, 20 Mei 2024 15:23
Kasatgas DC: Satgas Ops Damai Cartenz tangkap anggota KKB wilayah Puncak
Senin, 20 Mei 2024 10:33
Dandim Merauke: 645 kepala keluarga dua distrik terdampak banjir
Senin, 20 Mei 2024 10:30
BI sebut total transaksi Festival Cenderawasih mencapai Rp646 juta
Senin, 20 Mei 2024 10:28
Tokoh masyarakat Papua Pegunungan ajak warga sukseskan Pilkada serentak 2024
Senin, 20 Mei 2024 2:35
Yonif 122/TS bersama warga Keerom menanam bawang merah
Minggu, 19 Mei 2024 20:43
KPK temukan dua perusahaan di Papua tunggak pajak kendaraan Rp1 miliar
Minggu, 19 Mei 2024 18:49