Jayapura (Antaranews Papua) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy membuka pelatihan kurikulum 2013 (K13) bagi guru sasaran jenjang SMP, SMA dan kepala sekolah jenjang SMP region Jayapura gelombang dua Provinsi Papua
"Penjelasan terkait kurikulum 2013 ini dijelaskan secara detail oleh Direktur Pembinaan SMP, Supriano, tinggal bagaimana kurikulum itu diterapkan di lapangan," kata Mendikbud Muhadjir Effendy disela-sela pembukaan pelatihan kurikulum 2013 (K13) bagi guru sasaran jenjang SMP, SMA dan kepala sekolah jenjang SMP region Jayapura gelombang dua Provinsi Papua, di Jayapura, Senin sore.
Mendikbud mengatakan kurikulum itu sebenarnya bukan KTSP atau kurikulum 2013 atau apa saja, itu hanya label saja. Sebenarnya kurikulum itu ada di masing-masing guru.
"Jadi bapak, ibulah yang kurikulum, biar mau diubah seribu kali tapi bapak/ibu gurunya tidur tidak akan jalan sekolah. Biar K-13 atau K-20 juga sama saja," katanya.
Menurut dia, sebetulnya kurikulum itu dari waktu ke waktu memang harus berubah dan berkembang.
"Makanya waktu kita kuliah dulu ada diberi nama mata kuliah perubahan kurikulum, desain kurikulum, dan juga ada pengembangan kurikulum," ujarnya.
Kurikulum semestinya berubah mengikuti perkembangan yang ada diluar, dan tugas guru adalah terus memperbaiki penguasaan terhadap konteks yang diajarkan, semakin mengembangkan berbagai macam metode yang kemudian membikin siswanya belajar mengembangkan dirinya dengan sebaik-baiknya.
"Jadi jangan sampai ada bayangan bahwa ketika bapak/ibu diberi pelatihan K-13 ini berarti kurikulum yang dulu itu sudah tidak berlaku. Lebih parah lagi menilai kurikulum yang dulu itu salah yang benarnya itu K-13. Pikiran ini harus dihilangkan jauh-jauh," ujarnya.
Sebenarnya KTSP dan K-13 itu merupakan suatu rangkaian yang tidak pernah berhenti. Maka dengan perubahan dunia yang semakin lebih cepat ini sebetulnya guru-guru itu harus berubah setiap saat tidak usah tunggu kurikulum apa.
"Jadi guru harus berinisiatif untuk melakukan?perubahan-perubahan karena yang tahu persis dilapangan yaitu guru," ujarnya.
Ia menyebutkan, sebenarnya yang penting bagaimana mengantarkan siswa itu mengerti apa yang diberikan.
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMP, Supriano disela-sela pembukaan pelatihan, menjelaskan Mendikbud berharap setelah pelatihan itu selesai dilakukan, para guru yang mengikuti diharapkan menerapkan pembelajaran kurikulum 2013.
"Sehingga anak-anak kita merasakan bedanya belajar dengan kurikulum 2006 dan kurikulum 2013," ujarnya.
Dia menjelaskan, ada beberapa perbedaan yang menyolok di dua kurikulum ini. Di kurikulum 2006 proses pembelajarannya dimonopoli sendiri oleh guru dan masih banyak kekurangannya.
"Akan tetapi kalau bapak ibu gunakan caranya yang dalam kurikulum 2013 dengan cara yang sama maka bapak ibu akan kehabisan waktu, oleh karena itu ini sangat membutuhkan kepiawaian terhadap bapak guru sehingga bisa memotivasi para siswa," ujarnya menambahkan sehingga pembelajaran yang disebut dengan kontektual itu bisa berjalan dengan baik.