Jayapura (Antaranews Papua) - Aktivis lingkungan berpendapat bahwa pagelaran Festival Cycloop adalah bagian dari kampanye lingkungan untuk melestarikan kawasan cagar alam Cycloop untuk anak cucu pada masa yang akan datang.
"Festival Cycloop adalah sebuah ajang untuk mengkampanyekan perlindungan dan penyelamatan Cagar Alam Pegunungan Cycloop dari penghancuran yang lebih parah," kata Rhidian Yasminta Wasaraka di Kota Jayapura, Papua, Minggu.
Menurut Rhidian yang tergabung dalam Forum Peduli Port Numbay Green (FPPNG) dan Club Pecinta Alam (CPA) Mangrove itu, semula Festvial Cycloop diinisiasikan dan digaungkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Papua akan digelar pada pertengahan November tahun ini tetapi karena sesuatu dan lain hal, akhirnya rencana tersebut diundur pada awal Desember 2018.
"Kami tim kreatif Festival Cycloop bekerjasama dengan BBKSDA Papua akhirnya bersepakat kegiatan ini akan digelar pada 6,7, dan 8 Desember 2018 dengan sejumlah agenda, diantaranya ada seminar, tanam pohon dan pegelaran tari dari masyarakat adat setempat," katanya mengaku ditunjuk sebagai koordinator tim kreatif Festival Cycloop 2018.
Rhidian yang akrab disapa Dian mengaku bahwa untuk menggelar kegiatan tersebut, pihaknya bekerjasama dengan sejumlah pemangku kepentingan diantaranya Bank Papua, Telkomsel Jayapura, PDAM Jayapura, SMA Negeri 1 Jayapura dan STIKOM Muhammadiyah Jayapura dan beberapa instansi dan BUMN/BUMD lainnya.
"Kami juga didukung oleh Korem 172/PWY, LMR-RI Wilayah Papua, Forum Komunitas Jayapura, dan yang terutama adalah masyarakat pemilik ulayat dari lima dewan adat suku dan berharap mendapat dukungan dari Bapak Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih," katanya yang juga pemimpin komunitas Rumah Belajar Papua (RBP).
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa wilayah Cagar Alam Cycloop membentang di dua wilayah administrasi pemerintahan yaitu Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura sebagai ibu kota Provinsi Papua.
Penetapan Cycloop sebagai cagar alam berdasar pada SK Menteri Pertanian Nomor 56/Kpts/Um/I/1978 dengan luas 22.500 hektare, yang ditegaskan kembali secara berturut-turut melalui PP Nomor 28 Tahun 1985 dan SK Menteri kehutanan Nomor 365/Kpts-II/87.
Lalu, pada 2012 melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK 782/Menhut-II/2012, luas Cagar Alam Cycloop diperluas menjadi 31.479,84 hektare adalah sebuah wilayah unik yang kaya dengan berbagai macam jenis tumbuhan dan satwa.
"Keberadaan Cycloop sangat penting dan berjasa bagi masyarakat Kota dan Kabupaten Jayapura, dimana fungsi hidrologisnya sebagai sumber mata air tawar dan pengendali banjir," katanya.
Namun belakangan ini pengrusakan, illegal logging, alih fungsi dan pembakaran hutan dan lahan serta penambangan telah memperparah kondisi Cycloop saat ini.
"Akibatnya sudah bisa dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Kota dan Kabupaten Jayapura. Air yang biasanya mengalir 24 jam kini hanya seminggu dua hinga tiga kali akibat keringnya bak-bak penampungan air milik PDAM dihulu sungai yang terletak di Cagar Alam Cycloop," katanya.
Dian yang belum lama menyelesaikan S2 Antropologi di Universitas Cenderawasih (Uncen) itu mengungkapkan bahwa sejak 15 tahun yang lalu, Ia bersama komunitas peduli lingkungan di Kota Jayapura sudah mulai bicara soal Cycloop dalam pameran foto di museum loka budaya kampus Uncen dan terus berjuang selama itu dengan beragam aksi disekolah-sekolah terkait lingkungan.
"Tapi apa yang kami lakukan malah dianggap lebay, berlebihan dan terkesan menyudutkan salah satu pihak yang dianggap menyebar hoax. Padahal kami ingin agar semua peduli dan jangan tunggu sampai bencana terjadi, tapi memang kita sering baru mengerti pentingnya sesuatu kalau dia sudah hilang dan terjadi persoalan," katanya.
"Sekarang coba lihat, kita di Jayapura dan sekitarnya kalau musim hujan tiba, pasti kebanjiran dan kalau musim kemarau pasti kekeringan. Ini yang dulu tak pernah kita rasakan tapi sekarang sudah dirasakan," sambungnya.
Beranjak dari masalah ini, tim kreatif Festival Cycloop yang terdiri dari gabungan komunitas-komunitas, seperti komunitas IT, komunitas lingkungan, komunitas motor dan mobil, dan komunitas kemanusiaan se-Kota dan Kabupaten Jayapura dan didukung rekan-rekan dari media massa bergabung dan bergerak bersama untuk mewujudkan terlaksananya pagelaran Festival Cycloop.
"Dengan tujuan untuk perlindungan dan pelesarian alam Cyloop bagi kita semua yang merasakan manfaatnya selama ini. Festival Cycloop direncanakan akan menggunakan tempat di Pasir 6, Kabupaten Jayapura, akses jalannya melalui dari Kelurahan Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura," katanya.
Dian mengakui bahwa akses jalan ke lokasi pagelaran Festival Cycloop agak sulit karena sebagian besar merupakan jalan tanah yang belum diaspal dan dikala musim hujan sudah pasti berlumpur dan sulit dilewati oleh kendaraan yang tidak dimodifikasi khusus.
"Inilah yang ingin kami tunjukkan, keaslian alam Cyloop. Apa adanya dengan lokasi setempat, yang pastinya kalau sampai ke Pasir 6, kita disuguhkan pemandangan alam pantai, sungai, air terjun hingga pegunungan yang indah dan menarik, rasa lelah terbayarkan dengan keindahan Cagar Alam Cycloop," katanya berpromosi.
Berita Terkait
Pemprov Papua Pegunungan bantu bangun tiga lapangan terbang perintis di Nduga
Kamis, 19 Desember 2024 21:39
Dispar Supiori latih siswa ketrampilan menyelam dan surving
Kamis, 19 Desember 2024 21:38
Penjabat Gubernur Papua Tengah sebut pelaksanaan pilkada berjalan aman
Kamis, 19 Desember 2024 21:37
Pemkab Jayapura rapikan pohon jalan protokol cegah kecelakaan
Kamis, 19 Desember 2024 18:16
KPU sebut 13 paslon peserta pilkada Papua ajukan gugatan sengketa ke MK
Kamis, 19 Desember 2024 16:25
Kapolres Lanny Jaya: Penyebab kebakaran Pasar Tiom sedang diusut
Kamis, 19 Desember 2024 15:55
Pemkab Jayapura sebut layanan pemeriksaan HIV/AIDS capai 95,1 persen
Kamis, 19 Desember 2024 15:23
Pemprov Papua gelar Rakor TPID upaya jaga inflasi jelang Natal
Kamis, 19 Desember 2024 11:56