Timika (ANTARA) - Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Sadikin mengatakan dalam dua tahun ke depan Pemerintah Indonesia tidak akan menerima dividen PT Freeport Indonesia lantaran anggarannya tersedot pembangunan infrastruktur tambang bawah tanah.
"Dua tahun ke depan ini merupakan masa transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah. Memang, tidak ada dividen yang diterima oleh negara karena uangnya digunakan untuk investasi tambang bawah tanah," katanya di sela mendampingi Menteri ESDM Ignasius Jonan meninjau lokasi tambang Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua, Jumat.
Budi menjelaskan salah satu infrastruktur yang akan dibangun yaitu jalan tambang bawah tanah sepanjang 1.000 kilometer guna mempermudah mobilisasi bijih tembaga, emas, dan perak ke lokasi pabrik pengolahan di Mile 74.
"Jalan tambang bawah tanah yang sudah ada sekarang sekitar 300 kilometer. Nanti akan diperpanjang sampai 700 kilometer hingga 1.000 kilometer, makanya membutuhkan uang banyak," jelasnya.
Menteri Jonan mengatakan sebelumnya telah menerima surat dari Dirut PT Freeport Indonesia Tony Wenas soal penegasan kepemilikan saham Freeport Mc Moran atas PT Freeport Indonesia sebesar 48,8 persen dan sisanya 51,2 persen dimiliki Pemerintah Indonesia yang diwakili Inalum dan Pemerintah Kabupaten Mimika serta Pemerintah Provinsi Papua.
Jonan mempertanyakan kebenaran informasi soal adanya perbedaan sikap antara Pemkab Mimika dan Pemprov Papua soal pembagian saham 10 persen untuk daerah.
"Kalau soal 10 persen saham untuk Papua itu sudah dibagi. Kabupaten Mimika selaku daerah penghasil mendapatkan 7 persen, lalu Pemprov Papua mendapatkan 3 persen. Kok sekarang belum sepakat, bagaimana ceritanya," kata mantan Menteri Perhubungan itu.
Jonan kembali meminta Inalum dan Freeport Indonesia benar-benar mempersiapkan putra-putri Indonesia, khususnya asli Papua agar bisa mengelola pertambangan yang rumit seperti tambang Freeport.
"Kami harapkan setelah 2041, Freeport Indonesia sudah dikelola sepenuhnya oleh anak bangsa. Makanya, dalam waktu 20 tahun ke depan ini kita harus bisa mengejar ketertinggalan penguasaan teknologi dan skill dalam pengelolaan tambang yang begitu rumit dan kompleks ini. Jangan sampai kita mau ambil alih sepenuhnya, tapi justru kita sendiri tidak siap atau tidak mampu mengelola itu," ujarnya.
Berita Terkait
Akademisi Mimika: Silaturahim mewujudkan kerukunan antarumat beragama
Kamis, 11 April 2024 20:16
Hapak Amungme Kamoro apresiasi program bus gratis Pemkab Mimika
Kamis, 11 April 2024 0:18
YPMAK: Mahasiswa Mimika studi di Jakarta selalu dipantau mitra
Kamis, 11 April 2024 0:16
Khatib pesan umat Islam Mimika wajib amalkan shalat dan zakat
Rabu, 10 April 2024 16:12
Umat Muslim Timika ziarah ke TPU usai Shalat Id 1445 Hijriah
Rabu, 10 April 2024 11:05
PHBI Mimika: 50 anak Papua gotong royong bersihkan tempat shalat id
Rabu, 10 April 2024 9:45
PHBI Mimika: 1.000 umat Muslim Shalat Id 1445 Hijriah
Rabu, 10 April 2024 8:08
500 personel disiagakan saat pelaksanaan Salat Id Mimika
Rabu, 10 April 2024 1:16