Ambon (ANTARA) - Warga setempat dihebohkan dengan peristiwa penemuan ratusan ikan dan biota laut yang mati terdampar di pesisir Desa Lolonluan, Kabupaten Tanimbar, Maluku, yang terjadi sebanyak dua kali dalam seminggu terakhir.
"Sebelum penemuan ikan dan biota laut mati yang terdampar pada Sabtu, (12/10), dua hari sebelumnya juga terjadi pertistiwa serupa di desa lain yang berdekatan dengan Lolonluang," kata Camat Tanimbar Utara D. Sabono yang dihubungi dari Ambon, Senin.
Ketika mendapatkan laporan masyarakat tentang kematian ratusan ekor ikan dan biota laut, Camat langsung turun ke desa tersebut untuk memastikan apakah disebabkan tangan jahil manusia atau kah faktor alam.
Ternyata kematian ikan serta ular laut, kepiting, maupun gurita ini bukan karena perbuatan manusia.
Masyarakat mengatakan pada Kamis, (10/10) juga ada peristiwa serupa di sebelah Desa Lolonluan sehingga cukup menghebohkan warga setempat.
"Saya langsung konfirmasi ke Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar termasuk Dinas Perikanan dan Kelautan setempat dan sudah ada tim yang turun mengambil sampel ikan serta biota laut yang mati mendadak, tetapi hasilnya belum diketahui," jelas camat.
Setelah dua kali terjadi penemuan ratusan ikan dan biota laut yang mati dan terdampar, Camat juga berkoordinasi dengan tokoh agama dan memberikan imbauan kepada warga di gereja usai ibadah minggu agar tetap tenang dan tidak panik.
Ia mengatakan, dinas terkait sudah mengambil sampel untuk penelitian di laboratorium agar bisa diketahui apa yang menyebabkan ratusan ekor ikan dan biota laut itu mati mendadak.
"Saya bilang masyarakat jangan panik dan marilah kita sama-sama berdoa," kata Camat.
Kematian ratusan ikan dan biota laut ini tidak bisa dideteksi apa penyebabnya karena hanya dapat dibuktikan melalui penelitian laboratorium sebab sudah terjadi pada dua titik.
Ia menjelaskan, Desa Lolonluan itu berada di pulau tersendiri dan berhadapan dengan Larat, Ibu Kota Kecamatan Tanimbar Utara dan hanya dipisahkan oleh laut.
Tim dinas perikanan turun pada Minggu, (13/10) malam di Desa Lolonluan dan mereka langsung kembali ke Saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Tanimbar.