Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan penjajakan minat pasar (market sounding) guna menawarkan lima proyek pengembangan jalan dengan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) kepada calon investor.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Anita Firmanti mengatakan lima proyek yang ditawarkan tersebut senilai Rp57,18 triliun. Melalui penjajakan minat pasar, calon investor dapat mengetahui informasi menyeluruh terkait rencana pembangunan infrastruktur melalui skema KPBU.
"Selain itu juga untuk menjaring masukan, tanggapan dan minat calon investor terhadap proyek yang ditawarkan Kementerian PUPR selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja sama (PJPK) atau Government Contracting Agency," kata Anita melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Adapun kelima proyek yang ditawarkan adalah pertama, sistem Transaksi Tol Non-tunai Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) sepanjang 1.713 km dengan nilai investasi Rp2,92 triliun.
Proyek kedua, Jalan Tol Layang Cikunir-Karawaci sepanjang 40 km dengan nilai investasi Rp26,15 triliun; Proyek ketiga Preservasi Jalan Nasional Lintas Timur Sumatera di Provinsi Riau sepanjang 43 km dengan biaya investasi Rp654,8 miliar.
Proyek keempat, Jalan Tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg sepanjang 38,6 km dengan investasi sebesar Rp18,51 triliun; dan Kelima, Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung sepanjang 31,12 km dengan nilai investasi Rp8,95 triliun.
Anita menjelaskan pembangunan jalan tol dan peningkatan kualitas jalan nasional memiliki peran penting sebagai "backbone" dalam konektivitas antarwilayah dan efisiensi biaya logistik di Indonesia.
Untuk itu, penyelenggaraan penjajakan minat pasae sangat penting dalam pengembangan konektivitas di Indonesia dan menjawab tantangan kebutuhan pembiayaan infrastruktur.
"Melalui skema KPBU, diharapkam muncul daya ungkit dari hasil investasinya, sehingga keuntungan dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur lainnya," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi berbagai terobosan bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR, salah satunya melalui skema KPBU.
Menurut Bahlil, di tengah ketidakpastian ekonomi nasional maupun global, utamanya atas dampak penyebaran virus corona terhadap stabilitas ekonomi, bidang infrastruktur menjadi salah satu prioritas Pemerintah dalam memobilisasi pendapatan negara untuk menarik investasi dan mendorong daya saing.
"Menurut saya pemerataan pertumbuhan itu jauh lebih penting, sehingga dapat meningkatkan daya beli. Jadi saya kira investasi Pemerintah juga harus menjadi instrumen pemerataan tersebut," kata Bahlil.
Sementara itu, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko Djoeli Heriepoerwanto menambahkan skema KPBU untuk proyek-proyek yang memberikan manfaat bagi masyarakat, umumnya mendapatkan jaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) serta mengandung dukungan pendanaan dari Pemerintah atau yang disebut viability gap fund (VGF).
"Selama ini untuk tender-tender proyek KPBU Kementerian PUPR tidak pernah gagal, ini trend yang bagus artinya ada market confident," kata Eko Djoeli.
Berita Terkait
Disorda Papua jajaki kerja sama dengan KPBU terkait infrastruktur PON
Jumat, 9 Desember 2016 15:32
Pemkab Jayapura kerjakan proyek jalan penghubung Doromena-Yongsu Spari
Selasa, 6 September 2022 21:28
Masyarakat adat kawal proyek jalan penghubung 2 distrik di Papua
Minggu, 4 September 2022 3:13
KPK setor Rp669 juta dari terpidana korupsi proyek jalan Papua
Jumat, 5 Februari 2021 13:52
Wamen PUPR: Beberapa proyek strategis jalan Trans Papua ditunda ke 2021
Rabu, 22 Juli 2020 3:12
KPK panggil eks pejabat LKPP Riad Horem penyidikan kasus korupsi
Selasa, 12 Mei 2020 11:21
KPK panggil Sekjen Kementerian PUPR kasus suap pengadaan proyek jalan
Senin, 27 Januari 2020 12:36
KPK panggil Bupati Bengkalis sebagai tersangka proyek pembangunan jalan
Senin, 20 Januari 2020 11:50