Respon cepat gereja cegah penularan dan penyebaran wabah COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 di Indonesia harus diatasi bersama karena itu membutuhkan kerja sama seluruh elemen masyarakat. Tidak hanya pemerintah langsung bertindak melakukan pelacakan masif untuk menemukan kasus positif COVID-19, tetapi juga membentuk gugus percepatan penanganan COVID-19 yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah juga harus disertai dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Begitu juga gereja-gereja juga melakukan langkah pencegahan penularan COVID-19.
Masyarakat yang memiliki gejala demam tinggi, batuk dan pilek diharapkan dapat memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri secara mandiri, sebagai upaya pemeriksaan kesehatan.
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengimbau agar umat Kristiani di Indonesia mengurangi pertemuan-pertemuan yang tidak diperlukan atau yang tidak mendesak untuk mencegah penularan dan penyebaran virus corona.
"Saya mengimbau saudara untuk mengurangi perjalanan dan pertemuan-pertemuan yang tidak terlalu diperlukan," kata Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom kepada ANTARA, Jakarta, Minggu.
Hingga saat ini, PGI tidak spesifik mengeluarkan pengumuman untuk meniadakan ibadah di gereja-gereja. "Tetapi keputusan tetap di tangan para majelis jemaat," ujar Gultom.
PGI juga mengimbau gedung gereja disemprot disinfektan sebagai bagian dari upaya melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona, antara lain penyemprotan disinfektan ruang ibadah dan pengukuran suhu tubuh jemaat.
PGI juga mengimbau gereja melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan gedung gereja dan melakukan pengukuran suhu tubuh jemaat.
"Kami mengimbau agar ada proses disinfektan ruang ibadah sebelum ibadah dan disediakan alat dan fasilitas cuci tangan di gereja," kata
Dalam merespon masa krisis virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19, gereja-gereja di Indonesia turut melakukan langkah pencegahan penularan dan penyebaran virus itu, diantaranya GBI Salemba di Jakarta Pusat.
GBI Salemba menyarankan agar jemaat yang mengalami demam tinggi untuk menahan diri beribadah ke gereja tapi berdiam diri di rumah dan segera berobat ke dokter.
"Untuk jemaat yang sakit memang kita anjurkan untuk istirahat di rumah. Kemudian nanti kita datang untuk mendoakan mereka," kata Gembala GBI Salemba Pdt. David Natanael.
Sebelum memasuki ruang ibadah, jemaat diminta untuk mencuci tangan dengan menggunakan hand sanitizer yang disediakan GBI Salemba.
Bagi jemaat yang batuk dan pilek, GBI Salemba menyediakan masker secara gratis.
Mulai hari Minggu (15/3), di pintu masuk gereja, pengurus GBI Salemba melakukan pengukuran suhu kepada setiap jemaat. Tidak hanya jemaat, suhu tubuh para pengurus atau pelayan Tuhan di GBI Salemba juga diperiksa.
GBI salemba juga membagikan secara gratis sebotol hand sanitizer bervolume 30 ml kepada tiap orang yang datang beribadah pada hari ini. GBI telah menyiapkan 600 botol hand sanitizer.
"Tujuan dari pembagian hand sanitizer ini adalah untuk menyadarkan mereka tentang pentingnya mencuci tangan, menjaga kebersihan tangan karena penularannya lewat tangan," ujarnya.
GBI Salemba juga mengajarkan cara mencuci tangan yang benar kepada anak-anak untuk meningkatkan kesadaran anak dalam menjaga kebersihan tangan sekaligus mencegah penularan COVID-19.
Dalam waktu dekat, GBI Salemba akan melakukan proses penyemprotan disinfektan untuk membersihkan gedung gereja dari kuman penyakit.
Hingga saat ini, ibadah-ibadah di GBI Salemba tetap berjalan seperti biasa. Pdt. David menuturkan pihaknya akan mengikuti arahan dari pemerintah dan GBI pusat termasuk jika ada pengurangan pertemuan ibadah-ibadah di rumah peribadatan.
Pdt. David mengimbau agar jemaat tidak panik menghadapi virus corona itu tapi tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan kebersihan serta memperkuat daya tahan tubuh.
"Kita harus percaya sama Tuhan dan makin mendekatkan diri sama Tuhan. Kemudian, lakukan juga hal-hal mengenai kebersihan, cuci tangan, pakai masker kalau sakit, kemudian jaga stamina, tidur yang cukup dan minum vitamin," ujar Pdt. David.
Dia juga mengajak jemaat untuk mengikuti arahan dari pemerintah serta mendukung berbagai upaya pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19.
"Arahan dari pada pemerintah kita lakukan saja. Kita justru membantu pemerintah hari-hari ini. Karena kalau kita semua sadar, semuanya bergerak sama-sama saya percaya kita akan melewati permasalahan virus corona ini," tuturnya.
Hingga Sabtu (14/3) sore, ada total sebanyak 96 kasus positif COVID-19 diidentifikasi di Indonesia. Daei 96 kasus itu, sebanyak delapan orang sembuh dan lima pasien meninggal dunia.
Salah satu jemaat GBI Salemba, Anggi mengapresiasi respon cepat gereja dalam mendukung upaya pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19.
"Semua upaya ini membuat jemaat semakin nyaman beribadah dan sadar hidup bersih," tuturnya.
Anggi menanggapi masalah kesehatan penyakit COVID-19 sebagai ujian untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.
"Saya tidak terlalu panik, tapi malah lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan tubuh," ujarnya.
Anggi tidak berharap ibadah lewat live streaming tapi jika ada arahan dari pemerintah yang menetapkan untuk sementara tidak melakukan ibadah bersama-sama di dalam gedung gereja, maka dia mengatakan akan mengikuti arahan itu.
"Sebenarnya sih, ini hal yang belum terbiasa rasa dan tidak nyaman. Saya berharap tidak sampai ke situ. Kalaupun harus seperti itu, dilaksanakan saja," ujarnya.
"Harus bijaksana namun hiduplah secara normal jangan sampai dengan adanya virus corona itu membuat kita jadi takut karena sesungguhnya tetap Tuhan yang memegang kendali," tutur Anggi.
Sementara Gereja Katedral Jakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di kompleks gereja pada Sabtu (14/3) dalam rangka pencegahan virus vorona karena proses desinfeksi dapat membunuh virus.
Penyemprotan dilakukan oleh petugas gabungan dari Kesdam Jaya, Kodim, Koramil, Polsek, Palang Merah Indonesia (PMI) dan BNPB sejak pukul 09.00 WIB hingga 09.40 WIB.
Kegiatan misa di Gereja Katedral pada Minggu (15/3) tetap berlangsung seperti biasa pada pukul 06.00, 08.00, 10.30, 17.00 dan 19.00 WIB.
Namun, Gereja Katedral Jakarta menyediakan "live streaming" misa untuk membantu umat yang berhalangan hadir karena sakit atau sesuatu hal lainnya.
Keuskupan Agung Jakarta telah mengimbau agar umat Katolik yang sedang menderita sakit pernapasan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, untuk tinggal di rumah dan berobat ke dokter.
Umat yang datang beribadah di gereja-gereja Katolik di Jakarta bisa tetap bersalaman tapi tetap menjaga kebersihan tangan dalam rangka mengantisipasi penularan dan penyebaran COVID-19.
"Ritus Salam Damai dengan bersalaman masih dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kebersihan tangan masing-masing," kata Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Rm. Adi Prasojo Pr dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA.
Umat Katolik juga diharapkan merawat kebersihan tangan masing-masing dengan membawa hand sanitizer sendiri. Penerimaan komuni sebaiknya menggunakan tangan saja.
Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah juga harus disertai dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Begitu juga gereja-gereja juga melakukan langkah pencegahan penularan COVID-19.
Masyarakat yang memiliki gejala demam tinggi, batuk dan pilek diharapkan dapat memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri secara mandiri, sebagai upaya pemeriksaan kesehatan.
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengimbau agar umat Kristiani di Indonesia mengurangi pertemuan-pertemuan yang tidak diperlukan atau yang tidak mendesak untuk mencegah penularan dan penyebaran virus corona.
"Saya mengimbau saudara untuk mengurangi perjalanan dan pertemuan-pertemuan yang tidak terlalu diperlukan," kata Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom kepada ANTARA, Jakarta, Minggu.
Hingga saat ini, PGI tidak spesifik mengeluarkan pengumuman untuk meniadakan ibadah di gereja-gereja. "Tetapi keputusan tetap di tangan para majelis jemaat," ujar Gultom.
PGI juga mengimbau gedung gereja disemprot disinfektan sebagai bagian dari upaya melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona, antara lain penyemprotan disinfektan ruang ibadah dan pengukuran suhu tubuh jemaat.
PGI juga mengimbau gereja melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan gedung gereja dan melakukan pengukuran suhu tubuh jemaat.
"Kami mengimbau agar ada proses disinfektan ruang ibadah sebelum ibadah dan disediakan alat dan fasilitas cuci tangan di gereja," kata
Dalam merespon masa krisis virus corona baru yang menyebabkan penyakit COVID-19, gereja-gereja di Indonesia turut melakukan langkah pencegahan penularan dan penyebaran virus itu, diantaranya GBI Salemba di Jakarta Pusat.
GBI Salemba menyarankan agar jemaat yang mengalami demam tinggi untuk menahan diri beribadah ke gereja tapi berdiam diri di rumah dan segera berobat ke dokter.
"Untuk jemaat yang sakit memang kita anjurkan untuk istirahat di rumah. Kemudian nanti kita datang untuk mendoakan mereka," kata Gembala GBI Salemba Pdt. David Natanael.
Sebelum memasuki ruang ibadah, jemaat diminta untuk mencuci tangan dengan menggunakan hand sanitizer yang disediakan GBI Salemba.
Bagi jemaat yang batuk dan pilek, GBI Salemba menyediakan masker secara gratis.
Mulai hari Minggu (15/3), di pintu masuk gereja, pengurus GBI Salemba melakukan pengukuran suhu kepada setiap jemaat. Tidak hanya jemaat, suhu tubuh para pengurus atau pelayan Tuhan di GBI Salemba juga diperiksa.
GBI salemba juga membagikan secara gratis sebotol hand sanitizer bervolume 30 ml kepada tiap orang yang datang beribadah pada hari ini. GBI telah menyiapkan 600 botol hand sanitizer.
"Tujuan dari pembagian hand sanitizer ini adalah untuk menyadarkan mereka tentang pentingnya mencuci tangan, menjaga kebersihan tangan karena penularannya lewat tangan," ujarnya.
GBI Salemba juga mengajarkan cara mencuci tangan yang benar kepada anak-anak untuk meningkatkan kesadaran anak dalam menjaga kebersihan tangan sekaligus mencegah penularan COVID-19.
Dalam waktu dekat, GBI Salemba akan melakukan proses penyemprotan disinfektan untuk membersihkan gedung gereja dari kuman penyakit.
Hingga saat ini, ibadah-ibadah di GBI Salemba tetap berjalan seperti biasa. Pdt. David menuturkan pihaknya akan mengikuti arahan dari pemerintah dan GBI pusat termasuk jika ada pengurangan pertemuan ibadah-ibadah di rumah peribadatan.
Pdt. David mengimbau agar jemaat tidak panik menghadapi virus corona itu tapi tetap waspada dengan menjaga kesehatan dan kebersihan serta memperkuat daya tahan tubuh.
"Kita harus percaya sama Tuhan dan makin mendekatkan diri sama Tuhan. Kemudian, lakukan juga hal-hal mengenai kebersihan, cuci tangan, pakai masker kalau sakit, kemudian jaga stamina, tidur yang cukup dan minum vitamin," ujar Pdt. David.
Dia juga mengajak jemaat untuk mengikuti arahan dari pemerintah serta mendukung berbagai upaya pemerintah dalam mencegah penularan COVID-19.
"Arahan dari pada pemerintah kita lakukan saja. Kita justru membantu pemerintah hari-hari ini. Karena kalau kita semua sadar, semuanya bergerak sama-sama saya percaya kita akan melewati permasalahan virus corona ini," tuturnya.
Hingga Sabtu (14/3) sore, ada total sebanyak 96 kasus positif COVID-19 diidentifikasi di Indonesia. Daei 96 kasus itu, sebanyak delapan orang sembuh dan lima pasien meninggal dunia.
Salah satu jemaat GBI Salemba, Anggi mengapresiasi respon cepat gereja dalam mendukung upaya pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19.
"Semua upaya ini membuat jemaat semakin nyaman beribadah dan sadar hidup bersih," tuturnya.
Anggi menanggapi masalah kesehatan penyakit COVID-19 sebagai ujian untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan.
"Saya tidak terlalu panik, tapi malah lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatan tubuh," ujarnya.
Anggi tidak berharap ibadah lewat live streaming tapi jika ada arahan dari pemerintah yang menetapkan untuk sementara tidak melakukan ibadah bersama-sama di dalam gedung gereja, maka dia mengatakan akan mengikuti arahan itu.
"Sebenarnya sih, ini hal yang belum terbiasa rasa dan tidak nyaman. Saya berharap tidak sampai ke situ. Kalaupun harus seperti itu, dilaksanakan saja," ujarnya.
"Harus bijaksana namun hiduplah secara normal jangan sampai dengan adanya virus corona itu membuat kita jadi takut karena sesungguhnya tetap Tuhan yang memegang kendali," tutur Anggi.
Sementara Gereja Katedral Jakarta telah melakukan penyemprotan disinfektan di kompleks gereja pada Sabtu (14/3) dalam rangka pencegahan virus vorona karena proses desinfeksi dapat membunuh virus.
Penyemprotan dilakukan oleh petugas gabungan dari Kesdam Jaya, Kodim, Koramil, Polsek, Palang Merah Indonesia (PMI) dan BNPB sejak pukul 09.00 WIB hingga 09.40 WIB.
Kegiatan misa di Gereja Katedral pada Minggu (15/3) tetap berlangsung seperti biasa pada pukul 06.00, 08.00, 10.30, 17.00 dan 19.00 WIB.
Namun, Gereja Katedral Jakarta menyediakan "live streaming" misa untuk membantu umat yang berhalangan hadir karena sakit atau sesuatu hal lainnya.
Keuskupan Agung Jakarta telah mengimbau agar umat Katolik yang sedang menderita sakit pernapasan seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, untuk tinggal di rumah dan berobat ke dokter.
Umat yang datang beribadah di gereja-gereja Katolik di Jakarta bisa tetap bersalaman tapi tetap menjaga kebersihan tangan dalam rangka mengantisipasi penularan dan penyebaran COVID-19.
"Ritus Salam Damai dengan bersalaman masih dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kebersihan tangan masing-masing," kata Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta Rm. Adi Prasojo Pr dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA.
Umat Katolik juga diharapkan merawat kebersihan tangan masing-masing dengan membawa hand sanitizer sendiri. Penerimaan komuni sebaiknya menggunakan tangan saja.