Timika (ANTARA) - Vice Presiden PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintahan Jonny Lingga menyebut saat ini Rumah Sakit Tembagapura hanya merawat tersisa sembilan pasien positif COVID-19 dari total 102 kasus positif yang ditemukan di wilayah Tembagapura.
Dari 102 kasus positif di Tembagapura, 26 pasien sudah dinyatakan sembuh, satu pasien lagi meninggal dunia.
"Jadi, pasien aktif COVID-19 di Tembagapura saat ini sebanyak 75 orang. Dari jumlah itu, hanya sembilan orang yang dirawat di Rumah Sakit Tembagapura, dimana dua pasien memang memerlukan penanganan serius dan dipasangi ventilator. Yang lain mereka tidak dirawat di rumah sakit, mereka diisolasi di barak karena gejalanya ringan, bahkan ada yang tanpa gejala," kata Jonny Lingga di Timika, Senin.
Ia mengatakan sejak 25 Maret Freeport telah menghentikan mobilisasi karyawan baik dari Tembagapura ke Timika maupun sebaliknya guna menekan kasus COVID-19.
Bahkan sejak Februari di wilayah Tembagapura sudah diberlakukan kebijakan jaga jarak termasuk seperti saat menaiki trem dan bus, termasuk di ruangan makan.
"Trem yang tadinya bisa mengangkut 100 orang, sekarang ini hanya angkut 20 orang. Begitu juga di bus, yang tadinya bisa mengangkut 60 orang, sekarang tinggal 15 sampai 20 orang. Sementara di mes makan satu meja tadinya bisa menampung delapan orang, sekarang hanya empat orang, yang lain malah ambil saja makanannya yang sudah dimasukan dalam kotak," jelas Jonny.
Para petugas dari Departemen Public Health & Malaria Control (PHMC) PT Freeport juga terus melakukan pelacakan karyawan yang memiliki riwayat kotak dengan pasien positif COVID-19 untuk dilakukan pemeriksaan cepat atau rapid test dan selanjutnya dikarantina.
PT Freeport menyiapkan 1.000 tempat tidur untuk ditempati karyawan yang menjalani proses karantina atau isolasi.
Kapasitas Rumah Sakit Tembagapura juga kini ditingkatkan, tadinya hanya memiliki 50 tempat tidur pasien, tapi kini ditambah menjadi 170 tempat tidur untuk perawatan pasien.
"Kami juga punya delapan ventilator untuk membantu pasien yang mengalami gejala sesak nafas. Kami juga menambah tenaga dokter yang didatangkan dari Jakarta dan Makassar," jelas Jonny.
Guna mempercepat pemeriksaan kasus COVID-19, PT Freeport telah mendatangkan dua unit peralatan pemeriksaan PCR yang dibeli dari Korea Selatan.
Jonny mengatakan kedua peralatan PCR tersebut baru satu yang dioperasikan dan ditempatkan di Klinik Kuala Kencana sebagai pusat pemeriksaan sampel spesimen swab pasien terpapar COVID-19.
"Tim pemeriksaan PCR-nya sudah ada, fasilitas kliniknya juga sudah ada. Makanya sejak 13 Mei sudah mulai dilakukan pemeriksaan sampel swab pasien yang tadinya harus dikirim ke Jayapura dan menunggu sekitar lima hari baru ada pengumuman hasilnya," ujarnya.
Peralatan pemeriksaan PCR tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan sampel spesimen swab pasien COVID-19 yang ditangani oleh RSUD Mimika dan RSMM Timika.
"Kami sudah menyampaikan ke Pak Wakil Bupati Mimika dan Kepala Dinas Kesehatan Mimika, silakan memanfaatkan peralatan pemeriksaan PCR yang ada di Klinik Kuala Kencana. Sejauh ini baru satu alat yang kami operasikan. Kami sudah menyiapkan skenario dengan mendatangkan dua peralatan pemeriksaan PCR mengantisipasi banyaknya jumlah sampel yang akan diperiksa," jelasnya.
Pada Senin siang perwakilan manajemen PT Freeport diiundang oleh DPRD Mimika untuk membicarakan langkah-langkah penanganan kasus COVID-19 di wilayah Tembagapura yang terus meningkat.