Jakarta (ANTARA) - Bakal calon Wali Kota Solo yang diusung PDI Perjuangan, yang juga putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka mengaku sengaja mampir ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu untuk bersilaturahmi.
Pertemuannya dengan Megawati yang ditemani Puan Maharani, kata Gibran, hanya mengobrol santai diiringi makan makanan kecil.
Makanan yang disajikan Megawati sendiri bukanlah nasi goreng, yang terkenal kerap dimasakkan Megawati sendiri untuk para tamunya.
Pesan Megawati kepada dirinya dan Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo, kata Gibran, banyak yang disampaikan.
"Banyak. Tapi intinya ngobrol ringan karena sudah lama nggak silaturahmi. Kebetulan rumah sakitnya kan deket sini, jadi mampir sebentar," jawab Gibran, seperti dikutip dalam siaran persnya.
"Bahas konsolidasi pilkada?" tanya wartawan. "Heheheh, itu sudah beres," jawab Gibran.
Awalnya, Gibran mengaku ke Jakarta karena melihat keponakannya yang baru lahir, yakni anak Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu.
Dia juga membawa oleh-oleh dari Solo untuk Megawati sehingga dirinya mampir ke Teuku Umar.
"Makanan. Makanan kesukaan Ibu (Megawati)," kata Gibran.
Sementara itu, FX Hadi Rudyatmo mengatakan pihaknya berbincang soal persiapan Pilkada Serentak di Solo dengan Megawati dan Puan.
Sebagai Ketua DPC PDIP Solo, dia mengaku akan mulai memperkenalkan Gibran kepada struktur partai di kotanya.
"Pesannya Ibu Mega ya tadi disampaikan tetap harus turun ke bawah, apa yang harus dilakukan usai terpilih harus sesuai dengan apa yang disampaikan saat kampanye. Itu saja, sederhana saja," kata Rudy.
Bagaimana dengan Purnomo yang awalnya diajukan PDIP Solo sebagai calon walikota? Rudy mengatakan wakil walikotanya itu mendukung dan merestui Gibran-Teguh. Tapi Purnomo memilih tak masuk tim pemenangan karena sempat dikabarkan terinfeksi COVID-19.
"Karena beliau sudah kondisi COVID kayak begini, mending tak masuk tim pemenangan. Tapi kalau minta saran dan sebagainya, beliau mau masuk jalan terus," kata Rudy.
Ia memastikan bahwa Purnomo tak sakit hati karena gagal menjadi calon walikota karena dari awal, PDIP Solo sudah memberi masukan ke Purnomo bahwa berpolitik itu harus siap dengan kondisi apapun.
"Berpolitik itu harus siap. Siap kecewa dan siap dikecewakan. Itu harus dipegang. Kalau tak pegang itu, jangan masuk partai politik," kata Rudy.