Jayapura (ANTARA) - Keberadaan pasar tradisional di perbatasan Skouw Jayapura kawasan Pos Lintas Batas Negara Republik Indonesia dengan Papua Nugini merupakani sumber ekonomi bagi warga antar kedua negara karena menjadi tempat bertransaksi berbagai kebutuhan pokok dan pakaian untuk kebutuhan hidup sehari-hari
Sejak pandemi virus corona Maret 2020 hingga saat ini pasar tradisional Skouw yang menjadi sumbu pertumbuhan ekonomi warga Indonesia dan Papua Nugini hingga saat ini belum beroperasi normal karena masih ditutupnya pintu perbatasan negara tetangga untuk mencegah penyebaran penularan COVID-19
"Dinas Perindustrian perdagangan koperasi usaha kecil menengah dan tenaga kerja sangat berharap aktivitas pasar tradisional pos batas negara Skouw dan Sota dapat beroperasi normal sehingga menopang kegiatan ekonomi masyarakat lokal,"ungkap Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja Provinsi Papua Omah Laduani Ladamay.
Ketika pasar tradisional pos batas negara Skouw dan Sota beroperasi mampu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian warga lokal antar kedua negara RI-PNG.
Namun, ketika pandemi COVID-19 mulai merebak di seluruh dunia termasuk di wilayah Provinsi Papua, pasar tradisional Skouw tidak beroperasi normal karena adanya pembatasan sosial dan penutupan pintu masuk kedua negara.
"Selama ini operasional pasar tradisional Skouw telah memberikan andil untuk menambah pertumbuhan ekonomi warga orang asli papua di wilayah perbatasan RI-PNG,"katanya.
Pasar tradisional di pos lintas batas negara Idonesia dengan PNG diharapkan dapat dibuka kembali dalam upaya menopang aktivitas perekonomian masyarakat lokal.
Dinas terkaitpun siap berkolaborasi dan bersinergi dengan Bank Indonesia untuk menyediakan layanan perbankan bagi pelaku usaha di pasar tradisional perbatasan RI dengan PNG.
Transaksi uang digunakan di kawasan perbatasan RI-PNG, menggunakan mata uang Kina dari PNG dan Rupiah untuk Indonesia.
Kadisperindagkop UKM dan tenaga kerja Papua sangat berharap rencana disediakan layanan perbankan di pasar tradisional Skouw dapat terwujud.
Untul itu diharapkan Bank Indonesia bisa mendukung dan membantu pemerintah daerah mewujudkan rencana pendirian perbankan.
Pada Kesepakatan rakerda perbatasan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) dengan pemerintah daerah dan instansi terkait di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menyebut 18 isu strategis dan mendesak dalam pembangunan kawasan perbatasan Papua dengan Papua Nugini.
Salah satu kesepakatan rakerda perbatasan yakni diusulkan adanya pembangunan pasar tradisional dan koperasi di PLB Skouw dan Sota Kabupaten Merauke.
Omset pedagang turun
Penutupan PLBN Skouw hingga saat ini sangat berdampak dengan omzet pelaku usaha kecil mikro dan pedagang bahan pokok campuran karena perputaran uang yang sangat berkurang.
"Satu minggu pasar hanya dua kali. Per hari perputaran uang di kalangan pedagang di Skouw mencapai seratusan juta. Kalau sebulan miliaran rupiah maka dilihat dari persentasenya. Justru dikhawatirkan kalau perbatasan secara formal tutup,"ungkap pelaku usaha lokal Andi.
Tak hanya omzet pedagang dan perputaran uang yang turun, menurut pedagang, penggunaan uang Kina (mata uang PNG) juga menjadi sarana transaksi warga lokal di perbatasan sangat susah ditemui sejak merebaknya kasus pandemi COVID-19.
Di pasar perbatasan Skouw setelah kasus COVID-19 merebak maka berdampak dengan berkurangnya aktivitas perdagangan dan mempengaruhi kegiatan ekonomi warga.
Sebelum ada virus corona pendapatan pedagang bisa jutaan per hari namun saat ini berkisar puluhan ribu hingga seratusan ribu.
Kalangan pedagang berharap, situasi pandemi COVID-19 diharapkan segera pulih sehingga dapat mendukung produk impor seperti vanila dan produk hasil kehutanan lainnya.
Ekonomi warga lokal
Sementara itu, Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan mengatakan banyak hal positif yang didapat ketika pos di perbatasan dengan PNG dibuka.
Jika negara RI di Perbatasan dengan PNG dibuka, menurut Danrem Brigjen Izak Pangemanan, dari sisi ekonomi banyak yang bisa kita dapatkan dalam menyokong ekonomi masyarakat di wilayah Papua.
"Aktivtas pasar tradisional tidak hanya dinilai dari sisi ekonomi, kita juga bisa mendapatkan keuntungan dari sisi budaya dimana kita dapat melaksanakan pertukaran budaya dengan PNG,"tegas Danrem.
Untuk mendukung kegiatan ekonomi pelaku usaha bagi orang asli Papua di wilayah perbatasan dengan PNG perlu mendapat dukungan berbagai instansi pemda dan vertikal.
Sehingga dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan bisa membantu pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah sosial yang terjadi di Provinsi Papua.
"Diperlukan saling bersinergi untuk mengatasi masalah ekonomi di daerah perbatasan, ya ini sudah menjadi perhatian pemerintah untuk diperkuat ekonomi masyarakat lokal,"katanya saat menerima pejabat Bea Cukai Jayapura terkait koordinasi penanganan pengamanan wilayah.
Penguatan ekonomi warga lokal di perbatasan harus dilakukan berbagai pihak terkait sehingga mampu mengurangi gejolak sosial bagi penduduk orang asli Papua.
"Potensi sumber daya alam di tanah Papua sangat kaya dan beragam sehingga diperlukan pendekatan sosial budaya dan keberpihakan ekonomi kepada orang asli Papua,"ujarnya.
Kawasan perbatasan RI-PNG di Skouw Kota Jayapura menjadi satu-satunya kawasan perbatasan yang berada dalam administrasi ibu kota propinsi di Indonesia sehingga menjadi berbeda dengan perbatasan wilayah lain di Indonesia, sehingga strategis untuk dikembangkan sebagai kawasan perdagangan antar negara.
Hal ini didukung dengan keberadaan pasar perbatasan Skouw Kota Jayapura yang menjadi pusat distribusi barang dan jasa antara masyarakat Indonesia dengan PNG.
Pasar perbatasan Skouw juga sebagai tempat berwisata bagi masyarakat lokal kota Jayapura dalam u mengembangkan pasar perbatasan Indonesia-PNG Skouw sebagai wisata belanja bagi kedua negara bertentangga itu.
Pemulihan ekonomi bagi aktivitas pasar tradisional Skouw Jayapura di perbatasan antar negara RI dengan Papua Nugini menjadi harapan warga lokal dan pedagang setempat untuk dibuka kembali meski pandemi COVID-19 masih mewabah di berbagai negara dunia khususnya Provinsi Papua.
Belum beroperasinya pasar tradisional Skouw sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi warga orang asli Papua karena menurunnya pendapatan warga dan mengurangi daya beli masyarakat sehingga dibutuhkan kebijakan strategis untuk menghidupkan ekonomi masyarakat di perbatasan RI-PNG.
Berita Terkait
Imigrasi: per hari 200 warga PNG berbelanja pasar perbatasan Skouw
Kamis, 14 November 2024 15:10
Imigrasi Jayapura: Tanpa paspor WN PNG hanya diizinkan di pasar Skouw
Sabtu, 9 November 2024 21:05
Pedagang perbatasan RI-PNG harap pasar kembali dibuka tiga kali seminggu
Sabtu, 17 Agustus 2024 20:23
PLBN Skouw: Pasar tiga kali naikan ekonomi warga di perbatasan RI-PNG
Jumat, 10 Mei 2024 18:36
Polisi Jayapura pastikan pemilu Perbatasan Skouw RI-PNG aman
Rabu, 31 Januari 2024 11:33
Kepala BPKLN Suzana: Warga PNG antusias belanja di pasar perbatasan Skouw
Senin, 28 November 2022 3:01
BNPP harap perekonomian wilayah perbatasan RI - PNG normal
Senin, 22 November 2021 16:05
Satgas TNI Yonif 131 bantu warga bangun poskamling di pasar perbatasan Skouw
Minggu, 11 Juli 2021 14:18