New York (ANTARA) - Greenback menguat dipicu pembelian safe haven pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) saat sentimen risiko turun karena kekhawatiran atas penundaan stimulus fiskal AS di tengah lonjakan kasus COVID-19 dan meningkatnya kemungkinan bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Para pejabat AS pada Jumat (11/12/2020) bersiap untuk kampanye vaksinasi paling ambisius dalam beberapa dekade ketika regulator dengan cepat maju untuk menyetujui vaksin COVID-19 pertama guna memperlambat pandemi yang sekarang menewaskan 3.000 orang Amerika per hari.
Tetapi pembicaraan tentang paket bantuan COVID-19 federal belum membuahkan hasil dan Ketua DPR Nancy Pelosi pada Kamis (10/12/2020) mengangkat kemungkinan negosiasi berlarut-larut hingga Natal.
"Ini telah menjadi minggu yang mengecewakan di banyak bidang," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, di New York.
“Tidak ada kemajuan dalam pembicaraan bantuan bantuan COVID di DC, kami memiliki Brexit, yang sekali lagi akan membuat ketidakpastian, serta kematian akibat Virus Ccorona dan rawat inap masih dengan kecepatan yang mengejutkan di AS dan kemungkinan akan mengarah pada lebih banyak tindakan pembatasan dan penguncian," kata Moya.
Indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama naik 0,23 persen menjadi 90,955. Dolar diperdagangkan tepat di atas level terendah dua setengah tahun di 90,471 yang dicapai pada 4 Desember.
Analis memperkirakan pelemahan dolar AS lebih lanjut karena pertumbuhan global meningkat dan Federal Reserve (Fed) AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga mendekati nol untuk tahun-tahun mendatang.
Namun risiko terhadap pandangan ini adalah jika ekonomi AS mengejutkan pelaku pasar dengan kinerja yang lebih baik, analis di Bank of America mengatakan pada Jumat (11/12/2020) dalam sebuah laporan. "Pemulihan AS yang jauh lebih kuat daripada di sebagian besar dunia lainnya, terutama Eropa, bisa menjadi risk-off ," kata mereka.
Data pada Jumat (11/12/2020) menunjukkan bahwa harga produsen AS hampir tidak naik pada November, mendukung pandangan bahwa inflasi akan tetap jinak dalam waktu dekat, sementara data lain menunjukkan peningkatan mengejutkan dalam sentimen konsumen di awal Desember.
Sterling jatuh 0,50 persen menjadi 1,3223 dolar dan spekulasi tentang volatilitas lebih lanjut dalam mata uang meningkat saat Brexit yang tidak teratur tampaknya lebih mungkin terjadi.
Inggris kemungkinan akan meninggalkan Uni Eropa dalam tiga minggu tanpa kesepakatan perdagangan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada Jumat (11/12/2020).
Euro juga melemah terhadap dolar, kehilangan 0,23 persen menjadi 1,2115 dolar setelah keuntungan Kamis (10/12/2020), ketika Bank Sentral Eropa mengumumkan putaran baru stimulus sejalan dengan ekspektasi pasar. Para pemimpin Uni Eropa juga mencapai kompromi atas paket bantuan pandemi.
Berita Terkait
Dolar Amerika melemah terimbas data ekonomi
Rabu, 1 September 2021 8:15
Dolar Amerika melemah jelang data ekonomi utama
Selasa, 31 Agustus 2021 5:10
Dolar Amerika melemah tipis pada Selasa
Rabu, 25 Agustus 2021 5:36
Dolar Amerika tergelincir di tengah data ekonomi yang lemah
Selasa, 24 Agustus 2021 4:43
Dolar Amerika melemah setelah naik empat hari berturut
Sabtu, 21 Agustus 2021 6:18
Dolar Amerika naik di tengah kekhawatiran pandemi, risalah Fed
Jumat, 20 Agustus 2021 4:43
Harga emas turun 0,11 persen karena dolar Amerika yang lebih kuat
Rabu, 18 Agustus 2021 5:55
Dolar Amerika melonjak di tengah permintaan "safe haven"
Rabu, 18 Agustus 2021 5:44