"Memang benar pelaku penganiayaan diduga anggota KKB, namun dari kelompok mana masih dalam penyelidikan," ujar Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih, Rabu.
Dia menjelaskan, insiden itu terjadi Selasa (16/2) sekitar pukul 13.00 WIT, saat korban berada di rumah yang juga merangkap kios atau warung yang menjual aneka kelontong bersama Hendra Tennan.
Saat itu, korban sedang melayani pembeli yang akan berbelanja di kiosnya, lalu datang tiga orang, dua di antaranya menyatakan ingin berbelanja.
Sementara seorang lainnya berada di luar, dan salah seorang rekan pelaku menanyakan keberadaan suami korban yang dijawab sedang ke pasar.
Mendengar jawaban korban, kedua orang itu langsung masuk ke dalam kios dan menganiaya korban menggunakan parang, sehingga korban berteriak minta tolong, membuat Hendra Tenan yang juga tinggal di rumah tersebut keluar.
Melihat saksi yang mengajar di SMAN 1 Bioga keluar dari kamarnya, kedua pelaku langsung melarikan diri ke arah kali atau sungai kecil dan membawa saksi yang terluka ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis, kata Saragih.
Mantan Kapolres Yalimo ketika ditanya tentang kondisi korban mengakui, saat ini kondisinya stabil, dan setelah mendapat perawatan diizinkan pulang.
Dari keterangan saksi, terungkap ketiga orang tersebut sempat mengancam memanah Pitter Mutung yang berprofesi sebagai guru, sehingga langsung masuk dan mengunci rumahnya, kata AKBP Saragih yang dihubungi dari Jayapura.