Jayapura (ANTARA) - PT PLN (Persero) memprioritaskan penggunaan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam melistriki daerah-daerah terisolir untuk wilayah Papua dan Papua Barat.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat Abdul Farid di Jayapura, Selasa, mengatakan hingga kini, total ada sekitar 64 pembangkit berbasis EBT yang tersebar di Papua dan Papua Barat.
"Ini merupakan komitmen PLN untuk terus meningkatkan penggunaan pembangkit berbasis EBT," katanya.
Menurut Farid, pada 2024, ditargetkan PLN memiliki 225 pembangkit berbasis EBT yang tersebar di Papua dan Papua Barat.
"Jumlah tersebut diperkirakan dapat menghasilkan 7,41 persen dari total daya yang dihasilkan dari seluruh pembangkit di Papua dan Papua Barat," ujarnya.
Sebelumnya, PLN meraih penghargaan pada gelaran perdana Renewable Energy Markets™ (REM™) Asia Awards.
Keberhasilan ini diraih atas upaya PLN dalam membangun pasar atau menunjukkan kepemimpinan dalam pengadaan energi hijau di Asia melalui "renewable products services" yang di keluarkan oleh PLN, yaitu Renewable Energy Certificate (REC).
Penghargaan tersebut diberikan pada konferensi REM Asia yang dilaksanakan secara virtual pada Selasa (9/3) kepada organisasi, inisiatif, dan individu yang secara luar biasa mendorong adopsi energi bersih di Asia.
Penilaian mencakup organisasi yang berpengaruh dalam mengembangkan dan menumbuhkan pasar tenaga hijau dimana aktivitas yang dinominasikan harus berbasis di Asia, dan proyek atau program saat ini harus beroperasi atau diselesaikan dalam satu tahun terakhir.
Untuk diketahui REC PLN merupakan instrumen pengakuan atas penggunaan energi terbarukan, pengadaan penggunaan energi terbarukan yang transparan dan mendorong pertumbuhan pasar nasional energi baru terbarukan. PLN secara terbuka mengajak partisipasi masyarakat untuk mendukung green energy melalui REC.
PLN menghadirkan layanan yang dibutuhkan pelanggan terkait layanan energi bersih melalui REC ini. Layanan REC dapat dibeli pelanggan dengan dua cara, yaitu secara tergabung dan terpisah. Untuk secara tergabung biaya layanan REC akan menjadi satu kesatuan dengan biaya pemakaian tenaga listrik dan untuk secara terpisah biaya layanan REC akan dipisahkan dengan biaya tenaga listrik yang nantinya akan diberikan nomor register bayar non-tagihan listrik.
“Penghargaan ini merupakan bukti komitmen PLN dalam mendorong penggunaan energi bersih terutama pada sektor ketenagalistrikan. Kedepannya, PLN akan terus meningkatkan penggunaan bauran energi bersih pada pembangkit-pembangkit yang dimiliki oleh PLN,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi.