Jakarta (ANTARA) - Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Abetnego Tarigan optimistis pendirian Universitas Internasional Papua (UIP) dapat menghasilkan sumber daya manusia berkualitas yang akan berkontribusi pada pembangunan di tanah Papua.
“UIP diharapkan menjadi terang dari timur untuk memulai suatu fondasi baru bagi pembangunan Indonesia Timur yang berkualitas, berdaya saing, dan mampu meningkatkan prestasi serta penyerapan tenaga kerja potensial yang mumpuni di bidangnya,” kata Abetnego, dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa.
Pendirian UIP didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 24/E/O/2022 yang diterbitkan pada 17 Januari 2022.
Kantor Staf Presiden mengapresiasi pendirian UIP yang nantinya akan berperan untuk mencetak insan cerdas Papua yang berkarakter kebangsaan yang kuat dan unggul.
Menurut Abetnego, UIP akan memiliki potensi baik dalam pengembangan kerja sama di bidang pendidikan bertaraf internasional karena wilayah strategis Papua yang lokasinya dekat dan berbatasan dengan beberapa negara, antara lain Papua New Guinea (PNG), Australia, New Zealand, dan negara-negara Pasifik.
“UIP perlu mengembangkan jejaring dengan perguruan tinggi dan institusi di luar negeri untuk meningkatkan posisi dan citra internasional sebagaimana dengan negara tetangga terdekat dan strategis,” ujar dia.
Dalam acara Serah Terima SK Perizinan dan Soft Launching UIP, Senin (14/2), Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan bahwa UIP akan menjamin kualitas pendidikan berskala internasional bagi anak-anak Papua tanpa harus ke luar negeri.
Selain itu, UIP akan mendatangkan pengajar-pengajar terbaik yang merupakan anak-anak asli Papua dan para pengajar yang berasal dari luar negeri dengan latar belakang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan lokal di Papua.
“Kita semua berharap melalui pendirian UIP akan memberikan kontribusi dan manfaat yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Papua,” kata Bambang.