Manado (ANTARA) - Konflik perang antara Rusia dan Ukraina tidak mempengaruhi kinerja ekspor Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ke dua negara tersebut.
"Hal ini terlihat dari permintaan produk pangan tepung kelapa dari Rusia dan Ukraina sangat tinggi di bulan Januari hingga Februari 2022 ini," kata Kadisperindag Sulut Edwin Kindangen, di Manado, Kamis.
Edwin mengatakan permintaan tepung kelapa dari Rusia dan Ukraina cukut tinggi jika dibandingkan sebelum terjadinya konflik antar dua negara tersebut.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulut Darwin Muksin mengatakan tepung kelapa yang diekspor ke Rusia pertama di awal tahun 2022 sebanyak 666,8 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 1,38 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Kemudian, katanya, pengiriman kedua sebanyak 2.254 ton dengan nilai devisa sebesar 6,92 juta dolar AS.
"Sedangkan tepung kelapa yang diekspor ke Ukraina sebanyak 78 ton dengan nilai devisa sebesar 154.220 dolar AS," kata Darwin.
Darwin menjelaskan jika dibandingkan dengan Rusia, permintaan tepung kelapa dari Ukraina masih kecil.
"Kita bersyukur kinerja ekspor Sulut tetap tinggi meskipun ada konflik maupun krisis, karena yang kita jual produk pangan yang menjadi kebutuhan masyarakat luas," jelasnya.
Pihaknya berharap konflik Rusia-Ukraina cepat berakhir.ada 24 Februari 2022, Ruaiamelancarkan invasi berskala besar ke Ukraina salah satu negara tetangganya di sebelah barat daya.
Invasi ini menandakan peristiwa penting dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai tahun 2014. Beberapa pejabat dan analis menyebut invasi tersebut sebagai serangan militer konvensional terbesar di Eropa sejak perang dunia II.