Jayapura (ANTARA) -
Perusahaan Umum ( Perum) Bulog Kantor Wilayah Papua dan Papua Barat mendorong adanya upaya untuk menjaga produksi pangan dengan memperhatikan para petani agar tidak terjadi kegagalan panen seperti saat ini.
Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat Raden Guna Dharma kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan saat ini realisasi pengadaan beras Bulog pada semester I-2022 masih 12 persen.
"Seharusnya di panen pertama pada musim hujan harus mencapai 60-70 persen dari total target 32.000 ton. Tapi sekarang masih 12 persen," katanya.
Menurut Guna, jika angka 12 persen ini terus bertahan maka pasokan beras di Papua dan Papua Barat akan berkurang, karena masa panen baru terjadi lagi pada Oktober mendatang.
"Oleh karena itu untuk antisipasi ketahanan pangan di Papua, kami meminta pusat mengambil beras dari Sulawesi Selatan ke Papua sebagai cadangan," ujarnya.
Ia menjelaskan, di Papua terdapat beberapa lumbung padi gagal panen, salah satunya yang terbesar berada di Kabupaten Merauke, yang diharapkan tahun depan tidak terjadi lagi hal seperti ini.
"Kegagalan panen di Merauke jelas berdampak pada suplai ke daerah-daerah terpencil untuk itu harus ada cadangan," katanya lagi.
Saat ini, ketersediaan beras yang tersimpan di gudang sebanyak 28.000 ton yang mencukupi hingga tiga bulan ke depan. Menurut rencana terdapat tambahan pasokan dari Sulawesi Selatan pada Agustus 2022 sebanyak 12.775 ton.