Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara, Papua Pegunungan, menyebutkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan strategi nasional menanggulangi stunting dan memperkuat ketahanan gizi anak bangsa.
Bupati Tolikara Willem Wandik dalam keterangan di Jayapura, Sabtu, mengatakan Program MBG bukan sekadar urusan menyediakan makanan untuk anak-anak sekolah namun untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa.
"Terutama di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang menentukan masa depan anak-anak kami," katanya.
Menurut Wandik, Program MBG harus dimulai dari rumah tangga, bukan hanya dari sekolah, dan saat ini pemerintah daerah (pemda) setempat telah mengadaptasi semangat MBG dengan memprioritaskan 1.000 HPK sejak masa kehamilan hingga anak usia dua tahun.
"Program MBG juga telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Tolikara pada 2025," ujarnya.
Dia menjelaskan pelaksanaan Program MBG di Kabupaten Tolikara dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti kondisi geografis yang sulit, infrastruktur dasar yang terbatas, serta angka stunting yang cukup tinggi mencapai 37 persen.
"Stunting di Tolikara bukan sekadar soal asupan makanan, ini adalah persoalan kompleks yang berakar pada isolasi wilayah, kemiskinan struktural, dan ketergantungan pangan dari luar," katanya.
Pihaknya menilai Program MBG harusnya bisa menyentuh keluarga di kampung-kampung tidak di sekolah saja, sebab masalah gizi berakar dari rumah bukan dari ruang kelas.
"Oleh karena itu pemerintah daerah setempat mengedepankan peran aktif kepala kampung, tokoh gereja, dan masyarakat adat dalam memperkuat ketahanan pangan lokal dan memperbaiki pola asuh serta konsumsi keluarga," ujarnya.

