Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua menyatakan wilayah pedesaan di provinsi itu mengalami peningkatan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,16 persen sehingga berdampak pada Nilai Tukar Petani (NTP) April 2023 sebesar 100,62 atau naik 0,21 persen dibandingkan Maret 2023.
Kepala BPS Papua Adriana Helena Carolina di Jayapura, Selasa, mengatakan peningkatan IKRT dipicu oleh naiknya indeks harga pada kelompok pengeluaran rumah tangga.
“Hal ini juga sejalan dengan IKRT nasional bulan April 2023 tercatat mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,14 persen,” katanya.
Menurut Adriana, NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani (It) terhadap indeks harga dibayar petani (Ib) di mana dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
“NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif, semakin kuat pula tingkat daya beli petani,” ujarnya.
Dia menjelaskan berdasarkan pemantauan harga pedesaan di Papua, perubahan indeks NTP disebabkan karena indeks It naik sebesar 0,42 persen, lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan indeks Ib sebesar 0,20 persen.
“Perubahan angka indeks yang terjadi sebagai berikut, subsektor tanaman pangan naik 0,36 persen, subsektor hortikultura turun 0,42 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,08 persen, subsektor Peternakan naik 0,54 persen, dan sub sektor perikanan turun 0,68 persen,” katanya lagi.
Dia menambahkan dari 34 provinsi yang melakukan penghitungan NTP pada April 2023 menunjukkan bahwa 18 provinsi mengalami peningkatan NTP sementara 16 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP.