"TNI -AD komitmen untuk memprioritaskan putra-putri asli Papua dalam seleksi calon prajurit," kata Danrem 172/PWY Brigjen TNI Dedi Hardono saat mewakili Pangdam XVII/Cenderawasih pada seminar publik dan rapat akbar masyarakat adat Tabi, di Sentani, Kabupaten Jayapura,Provinsi Papua, Rabu.
Walaupun demikian, katanya tetap melihat kemampuan dan syarat khususnya kesehatan.
"Untuk jadi tentara tidak bisa dipaksakan karena bila kondisi fisik, kesehatan dan psikologinya buruk sangat membahayakan dirinya sendiri," kata
Danrem 172/PWY menyatakan, persyaratan dalam perekrutan tersebut sejalan dengan peraturan dalam TNI dan UUD Otsus atau disebut jalur afirmasi melalui Otsus.
Ini yang membedakan proses rekrutmen di Papua dengan di luar Papua sehingga dalam prosesnya banyak hal-hal yang memudahkan atau meringankan khususnya bagi calon-calon dari putra-putri OAP.
Kodam XVII/Cenderawasih terus melakukan berbagai upaya dalam merekrut putra putri OAP salah satunya adalah mengusulkan adanya program Bintara Honai, yang akan direkrut dari setiap kampung di wilayah Papua.
"Kami harap program tersebut disetujui sehingga putra-putri Papua menjadi prajurit TNI AD,” ujarnya.
Diakui, animo pendaftaran OAP di wilayah Korem 172/PWY, dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga diharapkan mereka dapat menyiapkan diri sebaik mungkin.
Setiap tahun dalam proses penerimaan prajurit TNI khususnya di Korem 172/PWY sudah ada tim yang dibentuk untuk membina anak-anak kita agar siap mengikuti tes, baik fisik dan mentalnya.
Untuk di daerah ada Koramil melalui babinsanya yang siap melatih mereka dan pihaknya juga berharap peran dari tokoh adat dan masyarakat, terutama peran orang tua, agar bila anak-anak sudah berdinas dapat menjadi contoh tauladan di tengah masyarakat dan bisa mengajak saudara-saudaranya untuk membangun Papua yang sejahtera, aman dan damai,” harap Danrem 172/PWY Brigjen TNI Dedi.