Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara di Provinsi Papua Pegunungan melaksanakan upaya terintegrasi dalam upaya mengatasi masalah gizi buruk pada anak balita di wilayahnya.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers pemerintah daerah pada Jumat, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara Legion Elfrans Jikwa menyampaikan pentingnya penyediaan pelayanan yang komprehensif untuk menangani kasus gizi buruk.
Menurut dia, pelayanan komprehensif yang mencakup asuhan medis, asuhan keperawatan, dan asuhan gizi mesti disediakan di setiap fasilitas kesehatan untuk mendukung penanganan kasus gizi buruk pada anak balita.
"Semua fasilitas kesehatan harus mampu memberikan pelayanan gizi buruk pada balita secara komprehensif," katanya.
Dia juga mengemukakan perlunya peningkatan peran keluarga dan masyarakat dalam upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanganan masalah gizi pada balita.
Jikwa menjelaskan bahwa kondisi gizi buruk pada anak balita disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk kurangnya asupan makanan bergizi, sanitasi yang buruk, rendahnya akses terhadap air bersih, serta serangan penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), malaria, dan tuberkulosis.
Apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat, ia mengatakan, masalah itu bisa meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada anak balita.
Sementara itu, Fasilitator Program Gizi Provinsi Papua Pegunungan Sevira Ulia Tsani menyampaikan bahwa cakupan program penanganan anak balita dengan gizi buruk masih rendah antara lain karena akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih terbatas.
Selain itu, dia mengatakan, belum semua fasilitas kesehatan yang tersedia menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sehingga kasus gizi buruk tidak bisa dideteksi secara dini serta belum semua fasilitas pelayanan kesehatan menerapkan tata laksana penanganan gizi buruk terintegrasi.
Sevira mengemukakan bahwa pemahaman masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan gizi anak balita juga secara umum masih rendah.
Oleh karena itu, sosialisasi mengenai kebijakan dan program berkenaan dengan upaya pencegahan dan tata laksana penanganan gizi buruk pada balita mesti ditingkatkan.