Jayapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Papua memproyeksikan kebutuhan uang rupiah selama Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah naik sebesar 16,5 persen atau Rp 1,62 triliun dibandingkan tahunan lalu yakni Rp 1,39 triliun.
Kepala Bank Indonesia Papua Faturahcman di Jayapura, Senin, mengatakan dari Rp1,62 triliun tersebut terdiri dari Rp1,52 triliun Uang Pecahan Besar (UPB) dan Rp100 miliar Uang Pecahan Kecil (UPK).
“Kenaikan ini sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat yang terus meningkat pasca COVID-19 serta adanya kegiatan mudik di momen Idul Fitri 1445 H,” katanya.
Menurut Faturachman, selain itu juga dari di sisi lain elektronifikasi yang sudah mulai marak, artinya kebutuhan transaksi ada tapi tidak semua dipenuhi dengan uang kas.
“Jumlah kebutuhan uang rupiah tersebut akan didistribusikan melalui perbankan di wilayah Jayapura dan tujuh kas titipan Bank Indonesia di Biak, Merauke, Nabire, Sorong, Serui, Timika, dan Wamena,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya bersama dengan perbankan di seluruh Tanah Papua menyediakan 100 titik layanan penukaran uang yang mencakup wilayah Provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
“Jumlah titik layanan penukaran tersebut sehingga nantinya akan mempermudah masyarakat dalam melakukan penukaran di wilayah masing-masing,” katanya lagi.
Dia menambahkan khusus untuk layanan penukaran di kas keliling, masyarakat diharapkan melakukan pemesanan terlebih dahulu melalui aplikasi Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR).
“Sampai dengan 13 Maret ini sudah terserap Rp113,2 miliar sehingga sudah ada beberapa perbankan yang mulai melayani penukaran uang,” ujarnya lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI Papua proyeksikan butuh Rp1,62 triliun selama Ramadhan dan Lebaran