Jayapura (ANTARA) - Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua menyebutkan meningkatkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan salah satu upaya untuk mengelola dan melestarikan lingkungan hidup di Bumi Cenderawasih.
Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua Jan Jap Ormuseray di Jayapura, Minggu, mengatakan upaya yang dilakukan dengan gencar memberikan pelatihan-pelatihan seperti budidaya madu hutan, produksi minyak kayu putih, pengelolaan sagu dan mangrove.
“HHBK merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mengalihkan masyarakat agar tidak melakukan penebangan hutan sehingga dapat dikelola menjadi hal yang lebih baik,” katanya.
Menurut Jan, dengan melakukan pengalihan seperti ini juga dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat di pinggiran atau kawasan hutan sehingga keinginan untuk menebang tidak terjadi.
“Apalagi dari aspek perencanaan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sampai saat ini kami tetap mempertahankan dan menjaga hutan sebesar 90 persen agar tidak diganggu,” ujarnya.
Dia menjelaskan mulai dari tingkat pusat dan daerah memberi perhatian secara menyeluruh yakni dari hulu ke hilir sehingga kebijakan pelarangan pengiriman kayu bulat keluar Papua mendapat penjagaan yang ketat.
“Jika di bawa keluar maka harus diolah menjadi bahan jadi di Papua dengan begitu hal ini tentu mengurangi mencegah penebangan pohon di hutan Papua,” katanya.
Dia menambahkan kemudian salah satu upaya lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi Papua yakni peningkatan ekowisata di kawasan pinggiran hutan sehingga juga mengurangi pembalakan liar.
“Saat ini pemerintah Pusat juga mengalokasikan insentif dana Carbonrate yang mana dana tersebut bersumber dari Green Climate Fund (CGF) yang diterima melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan diteruskan kepada masyarakat dengan demikian masyarakat lebih dihargai dalam upayanya menjaga hutan,”ujarnya.