Biak (ANTARA) - Wajah Kendina, warga non-Muslim di Kota Biak, tampak bahagia saat menunggu pembagian daging kurban pada Sabtu (7/6) siang pukul 11.00 WIT.
Perempuan asli Papua itu berkumpul dengan masyarakat lain di halaman Masjid Agung Baiturrahman untuk mendapatkan pembagian daging sapi kurban bantuan dari Presiden Prabowo Subianto.
Badan Kesejahteraan Masjid Agung Baiturrahman Biak sebagai pelaksana penyembelihan hewan kurban memang mengundang semua masyarakat di sekitar masjid, tanpa memandang latar belakang agama, yang bermakna mewujudkan nilai utama Islam, yakni "rahmatan lil'aalamiin" atau menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Bagi Kendina, warga yang berdomisili di sekitar lingkungan masjid, mendapatkan undangan dari panitia untuk mendapatkan pembagian daging kurban adalah kehormatan, sekaligus merasakan nilai persaudaraan yang ditunjukkan oleh Umat Islam di kota itu.
Daging kurban itu sangat bermakna untuk dijadikan lauk saat makan bersama dengan keluarga.
Dengan pembagian daging kurban ini, Kendina merasa senang dan mendapat perhatian dari pengelola masjid, meskipun diri dan keluarganya berbeda iman dengan umat Islam.
Selanjutnya, sama dengan masyarakat lainnya, ia mendapat pembagian satu kantong plastik berisi satu kilogram daging.
Hanya ucapan terima kasih yang bisa ia sampaikan kepada pengurus BKM Masjid Agung Baiturrahman Biak dan Umat Islam pada umumnya atas perhatian di momen Hari Raya Idul Adha ini.
Sementara itu, warga non-Muslim lainnya, Marice juga tidak mampu menyembunyikan rasa bahagianya mendapat undangan sebagai salah satu penerima daging kurban di masjid terbesar di Kota Biak itu.
Siang itu sudah terbayang kebahagiaan keluarganya yang akan merasakan lezatnya daging dari panitia kurban itu.
Marice mengakui bahwa tidak bisa setiap hari keluarganya dapat menikmati lauk berapa daging.
Ketua Panitia Hari Besar Islam Kota Biak Andi F Madjadi menjelaskan, sapi kurban jenis "Simental" bantuan dari Presiden Prabowo Subianto berbobot 973 kilogram.
Sebelum pelaksanaan penyembelihan, panitia telah menyebar 600 kupon kepada masyarakat calon penerima. Setiap penerima mendapat jatah satu kilogram.
Bagi pengelola masjid, pembagian daging kurban itu bukan sekadar melaksanakan syariat Islam, yakni Sunnah mua'kad dengan menyembelih hewan, meneladani ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail kepada perintah Allah SWT.
Lebih dari itu, penyembelihan hewan kurban juga menjadi ajang bagi umat Islam untuk mengeratkan toleransi dan persaudaraan dengan umat berbeda keyakinan.
Dengan demikian, kurban juga mengandung nilai ibadah sosial, sekaligus ibadah ritual. Kurban di Kota Biak telah menebarkan kebahagiaan bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk umat agama lain.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Biak Numfor Rolland S Abidondifu menyebut, berkurban berapa sapi dan kambing di momen Idul Adha merupakan implementasi keimanan dan ketakwaan, serta menegakkan nilai sosial kemasyarakatan.
Bagi Rolland, pemberian daging kurban ke warga non-Muslim, dapat berdampak pada semakin kuatnya hubungan sosial di tengah masyarakat Kota Biak yang majemuk.
Sikap toleran yang selama ini telah ditunjukkan oleh masyarakat di kota itu semakin diperkuat dengan momen pembagian daging kurban yang tidak memandang perbedaan latar belakang imam dan sosial.
Ketika pemerintah menggalakkan program pemenuhan gizi anak, pembagian daging kurban, secara tidak langsung telah ikut mendukung program tersebut.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Biak Numfor KH Ahmad Burhan Nulhaq menyatakan bahwa ajaran Islam menekankan sikap adil dalam pembagian daging kurban.