Jayapura (ANTARA News) - PT. Freeport Indonesia (PTFI) menyesalkan kecelakaan yang terjadi saat dilakukannya kegiatan pemeliharaan yang telah disepakati di tambang bawah tanah DOZ.
Vice President Corporate Communications Daisy Primayanti kepada Antara melalui siaran persnya di Jayapura, Jumat, mengatakan, materi bijih basah (wet muck) terus mengalir dari wadah penampung dan kemudian menutupi truk berikut operatornya.
"Aspek-aspek yang terlibat dalam kecelakaan ini tidak sesuai dengan panduan keselamatan perusahaan dalam hal penanganan wet muck dan kini sedang dilakukan proses investigasi terkait dengan kejadian tersebut," ujarnya.
Ia mengungkapkan kejadian ini tidak disebabkan oleh runtuhnya area tambang seperti yang telah dilaporkan secara tidak akurat dan tidak dapat merefleksikan integritas yang telah selalu dilaksanakan di area tambang. Operator truk yang terlibat dalam kejadian ini telah dibawa ke Rumah Sakit Tembagapura dan kini dalam kondisi kritis.
"Kami sangat sedih dengan adanya kejadian ini dan mendoakan yang terbaik untuk kondisi rekan kerja kami dan semoga keluarganya dapat menghadapi keaadaan yang sulit ini," pungkasnya.
Sebelumnya, seorang karyawan PT. Freeport Indonesia (PTFI) di Tembagapura, Papua, Herman Wahid, kini dalam kondisi kritis di rumah sakit karena tertimbun lumpur di areal penambangan bawah tanah. Peristiwa itu terjadi Jumat siang sekitar pukul 13.40 WIT dan kondisi korban dilaporkan kritis, kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Gede Sumerta.
Korban Herman Wahid bertugas sebagai sopir dengan nomor karyawan 832366, sedang membawa truk dengan nomor lambung 138 masuk `loading point 1 charlie west DOZ` yang merupakan kawasan tambang bawah tanah (underground).
Truk yang dikemudikan korban tertimbun lumpur basah (wet muck), kata Sumerta.
Korban segera dievakuasi dan dilarikan ke rumah sakit dan kini sedang menjalani perawatan intensif di ruang perawatan gawat darurat RS Tembagapura. Sebelumnya pada 14 Mei 2013, sebanyak 38 orang karyawan PTFI, perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, tertimbun terowongan bawah tanah Big Gossan. Dari 38 orang korban, hanya 10 orang yang selamat dan hingga kini masih dirawat di sejumlah rumah sakit. (HDK/Z002)