Jayapura (Antara Papua) - Dinas Perikanan Kota Jayapura, Papua, membutuhkan tenaga penyuluh lapangan guna meningkatkan pengetahuan para nelayan setempat dan mendongkrak produksi ikan segar maupun ikan olahan.
"Untuk pengembangan ikan tangkap dan budi daya ikan air tawar hingga dalam bentuk jadi, memang kami merasa para nelayan dan petambak ikan butuh pendampingan secara terus menurus," kata Kepala Dinas Perikanan Kota Jayapura Elsye Rumbekwan di Jayapura, Minggu.
Sementara di Kota Jayapura, kata Elsye, semua tenaga penyuluh lapangan berada di bawah Kantor Ketahanan Pangan, tetapi tugas dan fungsi utama dari penyuluhan itu tidak terlaksana dengan baik, sehingga hal tersebut menjadi kendala.
Guna menyiasati keterbatasan mengenai tenaga pendamping atau penyuluh tersebut, Elsye berkeinginan Dinas Perikanan Kota Jayapura membuat suatu kebijakan dan terobosan di lapangan yang berpijak pada fungsi memberdayakan ekonomi masayarakat.
"Kami berprinsip bahwa apapun teknologi yang diterapkan dan bagaimanapun tingginya teknologi yang diberikan tetapi jika SDM yang melaksanakan tidak disiapkan dengan baik, maka akan percuma saja," katanya.
Oleh karena itu, lanjut perempuan berkacamata minus itu, Dinas Perikanan Kota Jayapura mencoba menerapkan suatu teknik penyuluhan atau teknik transfer-informasi kepada masyarakat pembudi daya ikan maupun nelayan melalui sekolah lapang.
"Sekolah lapang di sini, adalah sekolah yang dilakukan di lapangan dengan menerapkan antara ilmu dan praktik secara langsung. Jadi dibuat semacam demplot. Ada demplot penerapan teknologi akurat dan ada demplot yang dilakukan dengan kebiasaan-kebiasaan nelayan." katanya.
Mengapa mencoba membuat itu? Elsye mengatakan, Dinas Perikanan mencoba memelajari proses transfer teknologi dengan cara pelatihan maupun penyuluhan. Karena dalam proses itu akan terbatas waktu dan ruang, apa lagi untuk orang dewasa dengan tingkat pendidikan rendah, sudah pasti sulit untuk menyerap dengan cepat.
"Para nelayan dan pembudidaya ikan cenderung mencontoh apa yang dia lihat, dengan melihat bukti yang nyata," katanya.
Namun, akan lebih tepat jika Dinas Perikanan Kota Jayapura memiliki tenaga pendamping atau penyuluh.
"Kalau saya idealnya itu butuh 10 - 11 tenaga penyuluh perikanan. Untuk Skouw yang memiliki tiga kampung paling tidak dibutuhkan dua penyuluh. Holtekamp itu butuh satu penyuluh, sisanya dibagi di beberapa kawasan pembudidaya ikan. Karena tenaga penyuluh adalah perpanjangan tangan dari kami," katanya. (*)
Berita Terkait
Produksi ikan tuna Kota Jayapura capai 45 ton per tahun
Senin, 19 Agustus 2024 15:24
Dinas Perikanan Kota Jayapura berdayakan ekonomi masyarakat kampung
Rabu, 7 Agustus 2024 20:15
Dinas Perikanan Jayapura terus berdayakan nelayan kecil
Jumat, 19 Juli 2024 23:05
Dinas Perikanan Kota Jayapura berupaya lestarikan terumbu karang
Jumat, 12 Juli 2024 17:06
Dinas Perikanan Kota Jayapura minta nelayan pahami peluang bisnis
Kamis, 4 Juli 2024 18:16
Dinas Perikanan Kota Jayapura jadikan ikan sektor utama daerah pesisir
Sabtu, 22 Juni 2024 2:38
Dinas Perikanan Jayapura minta warga menjaga ekosistem laut
Rabu, 12 Juni 2024 2:40
Dinas Perikanan Jayapura minta nelayan tetap pantau perkembangan keadaan cuaca
Kamis, 23 Mei 2024 18:20