Jayapura (Antara Papua) - Pengrajin rotan di Kota Jayapura, Provinsi Papua mampu meraih omset ratusan juta sebulan, meskipun hanya pada waktu tertentu, seperti momentum perayaan hari keagamaan, Natal dan Lebaran, serta di kala pesanan konsumen meningkat.
"Waktu perayaan Natal tahun lalu hingga tahun baru, omset kami bisa mencapai Rp300 juta." kata Karman Tayib, salah satu pengrajin rotan di Jalan Raya Abepura-Entrop, Kota Jayapura, Jumat.
Ia mengatakan omset tersebut biasanya diraih pada saat perayaan keagaaman.
"Kalau Natal dua tahun lalu, omset saya hanya Rp200 juta. Kalau Lebaran tahun lalu Rp125 juta, Lebaran tahun ini terbilang sepi, hanya Rp60 juta, tapi kadang-kadang ada banyak pesanan sehingga omset kami meningkat lagi," katanya.
Guna meraih omset ratusan juta tersebut, Karman mengaku harus bekerja keras menyiapkan berbagai model dan bentuk kerajinan rotan untuk merangsang minat pembeli.
Seperti kursi sudut yang dipadukan anyaman rotan dengan bantal spon berbalutkan kulit sintetis, kursi malas, lemari dan kursi teras dengan model terbaru.
"Hasil kerajinan rotan yang kami buat selalu disesuaikan dengan selera pembeli atau paling tidak mengikuti model yang lagi tren," katanya.
Menyinggung terkait jumlah pengrajinnya, bapak beranak enam itu menyampaikan bahwa jumlah pekerjanya sebanyak enam orang yang memiliki keterampilan khusus yang didatangkan dari Gorontalo, daerah asalnya.
"Pengrajin rotan yang saya miliki itu rata-rata masih keluarga, dimana mereka semua telah mengikuti saya sejak 2001 silam," katanya.
Dari hasil kerajinan rotan yang dibuatnya, Karman juga mengaku telah menyisihkan sebagian untuk membeli sebidang tanah dan membangun rumah di Gorontalo serta menyekolahkan keenam anaknya.
"Hasil lainnya buat beli alat pendukung seperti mobil pick dan sejumlah kendaraan roda dua. Dan anak tertua saya sedang kuliah di kampus Uniyap jurusan Manajemen," katanya.
Karman juga berharap agar situasi keamanan di Papua bisa terus terjaga mengingat para pembeli hasil kerajinannya berasal dari Timika Kabupaten Mimika, Kabupaten Merauke, dan Sentani Kabupaten Jayapura.
"Kalau keamanan terus terawat dengan baik hasil kerajinan rotan saya banyak yang pesan. Semoga situasi yang kondusif yang sudah tercipta dengan aman dan nyaman terus terjaga," katanya.
Keterampilan membuat kerajinan rotan telah mengantarkan pria paru baya itu mengikuti salah satu pameran pembangunan di Jakarta Convention Center pada 2007 silam yang disponsori oleh Pertamina Papua.
"Saya juga pernah dikirim ke Cirebon Jawa Barat pada 2005 guna studi kerajinan rotan selama satu minggu yang digagas oleh Disperindag Papua serta beberapa kali menjadi mentor bagi pengrajin rotan di Boven Digul," katanya.
(*)
Berita Terkait
Kerajinan Rotan "made in" Jayapura
Jumat, 5 September 2014 19:32
KPU Jayapura pastikan 23 November surat pemberitahuan C KWK dibagi ke warga
Selasa, 5 November 2024 9:59
Perum Bulog Papua serap 12.511 ton beras petani Merauke
Selasa, 5 November 2024 2:01
PJ Bupati Tolikara ingatkan netralitas ASN di pilkada
Selasa, 5 November 2024 2:00
Pj Gubernur Papua: Program transmigrasi menunggu petunjuk pusat
Selasa, 5 November 2024 1:59
Badan Gizi Nasional: Pangan Papua menjadi menu makanan bergizi gratis
Senin, 4 November 2024 20:46
Norwegia-Pemkab Jayapura kolaborasi tingkatkan produksi kakao di Papua
Senin, 4 November 2024 20:45
Pj Gubernur Papua minta perhotelan sajikan makanan berbahan lokal
Senin, 4 November 2024 20:43