Timika (Antara Papua) - Pangkalan TNI AL Timika, Papua memperketat pengamanan di kawasan Pelabuhan Amamapare yang merupakan pelabuhan tambang PT Freeport Indonesia lantaran meningkatnya aksi penjarahan konsentrat tembaga dan emas oleh warga di sekitar Pulau Karaka.
Komandan Lanal Timika Letkol Laut Pelaut Mulyadi kepada Antara di Timika, Selasa mengatakan pada Desember hingga Januari memang terjadi aksi penjarahan pasir konsentrat milik PT Freeport yang diamankan di gudang Pelabuhan Amamapare oleh warga sekitar Pulau Karaka.
Para pelaku penjarahan tersebut, katanya, dipicu oleh kebiasaan minum minuman beralkohol atau minuman keras (miras).
"Pemicunya tidak jauh-jauh dari masalah miras. Setelah minum lalu pergi menjarah. Bukan pencurian, tapi penjarahan. Kalau ada patroli petugas Satgas, pelakunya lari. Kalau tidak ada patroli, mereka masuk dengan perahu-perahu dayung," tutur Mulyadi.
Menyikapi kondisi itu, Lanal Timika yang markasnya tak jauh dari Pelabuhan Amamapare memperketat pengamanan di sekitar lokasi itu. Pihak Lanal Timika juga berinisiatif bertemu dengan kepala kampung dan warga Pulau Karaka serta perwakilan Pemkab Mimika untuk menghentikan aksi nekad warganya.
"Syukurlah dalam 10 hari terakhir sudah tidak ada lagi penjarahan. Setelah kita memberikan sosialisasi, masyarakat Pulau Karaka menyadari kesalahan mereka," jelas Letkol Mulyadi.
Ia mengatakan, petugas patroki Satgas Pengamanan PT Freeport Indonesia di kawasan Pelabuhan Amamapare beberapa waktu lalu mengamankan satu orang pelaku pencurian pasir konsentrat di gudang konsentrat Freeport.
Pelaku yang tertangkap tangan sedang mencuri pasir konsentrat saat itu bersama dengan barang buktinya langsung diserahkan ke Polres Mimika.
"Pelaku bersama barang bukti sudah kita serahkan ke pihak kepolisian. Kami belum mendapat informasi sejauh mana penanganan kasusnya," ujar Mulyadi.
Tak jauh dari Pelabuhan Amamapare terdapat ratusan kepala keluarga bermukim di Pulau Karaka dengan kondisi hidup memprihatinkan.
Warga Suku Kamoro yang sebagian besar eksodus dari Timika Pantai, Kekwa hingga Mimika Timur itu membangun rumah panggung seadanya di kawasan itu dengan mata pencaharian utama yaitu menjual hasil tangkapan seperti ikan, kepiting, udang dan lainnya ke karyawan PT Freeport yang bekerja di kawasan Pelabuhan Amamapare.
Hanya sebagian kecil dari warga setempat yang bekerja sebagai buruh PT Freeport.
Kawasan Pulau Karaka tersebut mulai marak dihuni warga sejak sekitar tahun 1980-an dan hingga kini menjadi penghuni tetap di pulau yang sebagian besar tertutup air tersebut. (*)