Jayapura (Antara Papua) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua mengimbau seluruh pihak di kawasan Jayapura untuk mulai menghemat pemakaian air karena kondisi sungai semakin memprihatinkan.
Saya sarankan mulai sekarang kita hemat air. Pemerintah provinsi maupun kota sudah harus bikin kampanye-kampanye hemat air, ujar Kepala BWS Papua Happy Mulya di Jayapura, Sabtu.
Ia mengatakan penghematan air hanyalah upaya kecil untuk menanggulangi masalah lingkungan yang membuat volume debit air di Jayapura terus menurun sehingga diperlukan langkah-langkah yang lebih masif untuk mengatasi masalah tersebut secara menyeluruh.
"Lima tahun ke depan bila tidak ada penanganan serius maka kita akan kesulitan air. Harus ada konservasi, baik reboisasi ataupun membuat bangunan dam pengendali." ucap Mulya.
Menurutnya, kondisi sungai yang ada di kawasan Jayapura dalam keadaan kritis akibat tidak terkendalinya aksi penggundulan hutan.
"Jadi sungai-sungai yang ada di kawasan Cylpos (Jayapura) statusnya kritis, ada beberapa yang potensi kritis, tapi umumnya kritis," ujarnya.
Mulya mengatakan melihat tipe sungai yang ada di Jayapura, maka jumlah debit air yang ada sangat tergantung dengan curah hujan yang turun.
"Jadi debit air antara musim hujan dan kemarau perbandingannya jauh sekali. Rata-rata sungai di Kota Jayapura dia sungai `intermitten`, jadi sungai yang ada air di musim hujan. Jadi kalau tidak ada hujan dia kering sehingga perlu kajian khusus," ucapnya.
Dengan tipe sungai seperti itu, maka jumlah air yang meresap ke dalam tanah hanya sedikit sehingga volume yang tersedia kini semakin menipis.
Mulya pun meminta seluruh pihak yang terkait dengan hal ini agar segera duduk bersama dan mencari jalan untuk menjaga kelestarian hutan di kawasan Pegunungan Cyclop.
"Harus dikendalikan penebangan hutan. Hampir semua Cyclop kondisinya begitu. Jadi lima sampai 10 tahun lagi kalau kita tidak memulai bisa repot," ujarnya. (*)