Timika (Antara Papua) - Biro Kesehatan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) bersama Yayasan Kesehatan Indonesia, RSUD Mimika dan RSMM Timika menggelar pemeriksaan dan operasi katarak di Banti, SP1, dan Mapurujaya.
Kepala Biro Kesehatan LPMAK Yusuf Nugroho kepada Antara di Timika, Senin, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut untuk memaksimalkan pelayanan pencegahan kebutaan karena katarak.
Ada beberapa tahapan sebelum menggelar operasi katarak yaitu pelatihan perawat Puskesmas dan Pustu di seluruh Mimika untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memberikan pelayanan mata.
Pelatihan ini mencakup pemeriksaan mata kelainan visus, melatih screening kasus katarak dan layanan pascaoperasi.
"Kita berharap masing-masing Puskesmas memiliki kemampuan itu sehingga ketika jika ditemukan kasus mereka bisa menanganinya secara langsung. Kalau tidak bisa ditangani, maka harus merujuk ke rumah sakit. Dengan demikian sistem rujukan BPJS juga bisa jalan," jelas Yusuf.
LPMAK juga akan memberikan pelatihan pendampingan untuk para perawat rumah sakit baik untuk pelayanan spesialis mata maupun kegiatan operasi mata. Perawat yang dilatih yaitu perawat yang bertugas di poliklinik mata dan para perawat yang mendampingi dokter di ruang operasi, termasuk penataan anastesi.
"Itu yang akan kami bekali. Tahun lalu kami sudah menyelenggarakan pelatihan itu, tahun ini kita refresh lagi," ujar Yusuf.
Adapun pelatihan dokter spesialis mata untuk tahun ini tidak lagi digelar mengingat tahun sebelumnya LPMAK dua kali mengirim para dokter mata dari Timika ke Bali untuk mengikuti pelatihan khusus.
"Tahun ini lebih semacam pendampingan oleh dokter spesialis yang lebih senior atau dokter spesialis mata konsultan yang didatangkan dari Yayasan Kesehatan Indonesia," jelasnya.
Setelah mendapatkan berbagai materi tersebut, para perawat Puskesmas, Pustu dan RSUD Mimika akan melakukan screening atau penjangkauan pasien di tiga titik yaitu Kampung Banti Distrik Tembagapura, Kampung Kamoro Jaya (SP1) Distrik Wania dan Mapurujaya Distrik Mimika Timur.
"Dari kegiatan itu kita akan memeriksa pasien yang datang, layanan visus misalnya koreksi mata lalu diberikan kaca mata dan obat. Kalau ditemukan kasus katarak, maka akan dilakukan operasi. Kegiatan ini dibiayai sepenuhnya oleh LPMAK, tapi untuk masyarakat gratis," ujarnya.
Yusuf mengatakan kegiatan operasi katarak untuk warga di Banti akan dilakukan di RS Waa-Banti milik LPMAK. LPMAK menargetkan dapat memeriksa sedikitnya 500-an pasien di Banti.
Adapun pasien katarak yang ditemukan selama kegiatan pelatihan maupun saat pemeriksaan di Kampung Paumako-Mapurujaya akan dilakukan operasi di RSUD Mimika. Di Paumako-Mapurujaya ditargetkan mampu menjangkau sekitar 600-an pasien.
Kegiatan serupa akan dilakukan di Kampung Kamoro Jaya (SP1) dengan target mampu menjaring lebih dari 1.000 pasien. Pasien katarak yang ditemukan di Kampung Kamoro Jaya akan dilakukan operasi di RSMM Timika.
Menurut Yusuf, pada 2014 Biro Kesehatan bekerja sama dengan sejumlah pihak juga menggelar kegiatan serupa. Saat itu warga yang mengikuti screening atau pemeriksaan mata sebanyak 5.080 orang. Dari jumlah sebanyak itu, yang teridentifikasi mengalami gangguan mata karena katarak sebanyak 240-an atau 5 persen.
Namun dari jumlah itu yang mengikuti operasi katarak hanya 74 orang.
"Tidak semua bisa dioperasi dan tidak semua mau dioperasi. Ada yang takut, ada yang tidak datang dan ada yang tidak siap dalam hal kondisi fisik. Masih ada 100-an pasien katarak sisa tahun lalu yang belum menjalani operasi," jelas Yusuf.
Kegiatan pelatihan perawat Puskesmas hingga pascaoperasi katarak akan digelar mulai 28 September hingga 8 Oktober 2015, diikuti 45 perawat Puskesmas di seluruh Mimika, 5 perawat RSUD Mimika dan 4 perawat dan petugas lapangan LPMAK di Banti dan RS Waa-Banti. (*)