Timika (Antara Papua) - Dua Sekolah Dasar (SD) di Kampung Wupu dan Sumapro di Distrik Jila, Kabupaten Mimika, Papua, sudah tidak beroperasi hampir satu semester ini.
Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (Dispendasbud) Mimika Jenny O Usmani di Timika, Senin, mengatakan, situasi tersebut sudah diketahuinya melalui laporan staf yang melakukan kunjungan ke dua sekolah itu.
"Dua kali staf saja yang lakukan kunjungan ke SD Inpres Sumapro dan SD Inpres Wupu. Mereka laporkan bahwa memang tidak ada orang di dua kampung ini karena semua pergi mencari makan," kata Jenny.
Jenny mengaku saat ini pihaknya melakukan evaluasi terkait masalah tersebut. Kendala utama yang dihadapi para guru di pesisir adalah akses ke tempat tugas.
"Saya panggil dua kepala sekolah untuk minta langsung keterangan terkait masalah sekolah tidak berjalan di dua SD itu. Mudah-mudahan 2017 tidak ada masalah dan Januari pasti kita kirim guru ke sana," tuturnya.
Menurut Jenny, saat ini dua kepala sekolah bersama guru yang lain masih menunggu pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Bantuan Operasional Daerah (BOPDA). Dua dana ini yang akan digunakan untuk biaya transportasi ke tempat tugas mereka.
"Biaya sekali pergi bisa capai Rp25-Rp30 juta itu untuk sewa perahu. Guru tidak mungkin pakai gaji mereka untuk sewa perahu ke dua tempat ini," kata Jenny.
Kepala SD Inpres Wapu Agustinus Yumte mengatakan, alasan keterlambatan ke tempat tugas lantaran lama menunggu pencairan dana BOS dan BOPDA. Selain itu dirinya bersama guru yang lain pernah ke tempat tugas namun di sana tidak ditemukan siswa.
"Anak-anak ini mereka ikut orang tuannya pergi mencari, kami sudah berusaha cari mereka tapi orang tua beralasan mereka akan mengantar anak-anak jika pekerjaan mereka sudah selesai," tuturnya.
Menurut Agustinus, persoalan seperti ini bukan kali pertama dihadapinya. Sejak dirinya bertugas pada 2002 silam dirinya selalu mengalami kesulitan lantaran orang tua siswa selalu membawa anak mereka ke hutan atau ke pantai.
Hal tersebut bukan saja dialami Kepala SD Inpres Wapu. Kepala SD Inpres Sumapro Liborius Amkorep mengatakan, sudah berkali-kali sejak dirinya bertugas pada 2001 lalu ia selalu mencari anak-anak yang dibawa orang tua ke pantai dan ke hutan.
"Baru kali ini kami rasakan kalau sama sekali tidak ada siswa dan masyarakat di kampung. Selama ini juga terjadi hal yang sama tetapi tidak separah ini," kata Liborius.
Liborius mengungkapkan, salah satu kendala lain yang sangat mendasar adalah belum adanya kesadaran orang tua tentang pendidikan anak-anak mereka.
Hal yang diutamakan masyarakat dua kampung ini, menurut Liborius, yaitu mencari makan.
"Kalau makanan habis mereka antaranak-anak mereka pergi ke hutan, begitu juga kalau ke pantai dan mereka tinggal berbulan-bulan di sana," tutunya.
Saat ini terdapat 315 siswa dan lima guru di SD Inpres Wapu dan 235 siswa dan tujuh guru di SD Inpres Wapu. (*)