Jayapura (Antara Papua) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan Merauke menjadi kota indeks harga konsumen (IHK) yang mengalami deflasi tertinggi di Indonesia pada Juli 2017, yaitu sebesar 1,50 persen.
"Deflasi tertinggi terjadi Merauke sebesar 1,50 persen, deflasi terendah terjadi di Metro dan Probolinggo masing-masing sebesar 0,07 persen," ujar Kepala Bidang Distribusi BPS Papua Bambang Pocnco Aji, di Jayapura, Selasa.
Ia menjelaskan dengan besaran deflasi tersebut Merauke mengalami penurunan angka IHK dari 135,57 pada Juni 2017 menjadi 133,53 pada Juli 2017.
Menurut dia, di Merauke penurunan harga barang dan jasa ditunjukkan oleh penurunan angka indeks pada kelompok pengeluaran barang dan jasa, yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 1,72 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen dan kelompok transportasi, keuangan dan jasa keuangan sebesar 8,20 persen.
"Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga barang dan jasa yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,20 persen, kelompok sandang 0,62 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,07 persen, sedangkan kelompok pendidikan,rekreasi, dan olahraga sebesar 0,00 persen," kata dia.
Bambang pun mengurai faktor pendorong terjadinya deflasi di Merauke bulan Juli 2017 adalah penurunan harga yang cukup signifikan pada beberapa komoditi antara lain angkutan udara, bawang putih, kol, bayam, cabai merah, daun singkong, kembang kol , daun kemangi, buncis dan kelapa.
Sedangkan komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain, mujair, kangkung, udang basah, ikan paha, T-shirt, daging ayam ras, nasi dengan lauk, bawang merah, kacang panjang dan sandal kulit.
Sebagai informasi, Secara umum, dari 82 kota IHK di Indonesia, tercatat sebanyak 59 kota mengalami Inflasi dan 23 kota mengalami deflasi. (*)