Asmat (AntaranewsPapua) – Wakil Bupati (Wabup) Asmat Thomas Eppe Safanpo mengatakan Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, merupakan daerah potensial sumur bor karena debit airnya dilaporkan mencapai 2,8 liter per detik.
"Ada hasilnya, sudah ketemu air artesis, debitnya 2,8 liter per detik. Kami juga baru tahu bahwa di Asmat ini ada sumber air tanah," kata Thomas di Asmat, Rabu.
Dengan demikian, kata dia, upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun tiga sumur bor di Distrik Agats akan membuahkan hasil.
Wabup Thomas mengakui pihaknya baru menyadari jika Kabupaten Asmat memiliki sumber air tanah, setelah dilakukan pengeboran di Distrik Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Selama ini masyarakat di kabupaten itu mengandalkan curah hujan dan air dari rawa-rawa.
Kementerian PUPR berencana membangun enam sumur bor di Kabupaten Asmat dan yang sudah dikerjakan pada tahun ini sebanyak tiga unit.
Proses pengerjaan tiga sumur bor itu hampir rampung.
Lokasi pembangunan tiga sumur bor dalam wilayah Kota Agats masing-masing di Cemnes dekat pelabuhan Agats, museum Asmat dan perumahan anggota DPRD Kabupaten Asmat. Tiga unit lainnya akan dibangun di sejumlah distrik.
"Selanjutnya akan dibuatkan hidran-hidran umum. Air dari sumur bor itu akan dialirkan ke hidran umum, dan masyarakat bisa mengambil di situ," katanya.
Thomas menambahkan, proyek sumur bor itu ditargetkan rampung pada bulan Juli mendatang.
Selanjutnya pelayanan air sumur bor akan dioperasikan oleh Pemerintah Kabupaten Asmat melalui Dinas Pekerjaan Umum.
"Untuk distrik-distrik lainnya, secara bertahap akan kita siapkan fasilitas yang sama seperti bak penampung air," ujarnya.
Menurut dia, Kabupaten Asmat memiliki potensi curah hujan yang cukup tinggi.
Dalam satu tahun ada 200 hari hujan. Potensi tersebut akan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk menyediakan sarana prasarana air bagi masyarakat.
"Makanya secara bertahap kita membangun bak-bak penampung. Hanya saja tahun ini difokuskan ke Distrik Agats dulu, karena memang banyak fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah dan tempat ibadah di Agats," katanya.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Asmat, Hendrawan mengatakan sejak 2016 pihaknya telah membangun bak penampung air berkonstruksi beton. Proyek tersebut menyasar sejumlah kampung.
"Ya kalau di kampung kita ada bangun bak-bak beton tahun 2016. Lalu kami bangun juga penampung-penampung air hujan. Anggarannya dari APBD dan APBN," kata Hendrawan.
Ia mengatakan pemerintah daerah kembali memprogramkan sarana prasarana air bersih pada tahun ini.
"Tahun ini pun sama. Anggarannya tahun ini Rp250 juta untuk satu unit. Pembangunan bak-bak penampung itu untuk mengatasi persoalan air bersih di Asmat," katanya. (*)