Timika (Antaranews Papua) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika pada 2018 mengucurkan bantuan biaya pendidikan kepada 1.158 mahasiswa asli Papua yang kini menempuh pendidikan pada 15 kota, termasuk di luar negeri.
Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) Pemkab Mimika Hengky Amisim, di Timika, Rabu, mengatakan jajarannya sudah mengajukan permintaan pembayaran bantuan pendidikan 1.158 mahasiswa tersebut ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Bantuan biaya pendidikan para mahasiswa Mimika itu bersumber dari dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua.
"Berkas dan data mahasiswa penerima bantuan pendidikan sudah kami ajukan ke BPKAD sejak pekan lalu. Diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama bantuan tersebut akan segera ditransfer langsung ke rekening masing-masing mahasiswa," kata Hengky.
Ia menyatakan dari 1.158 mahasiswa penerima bantuan dari Pemkab Mimika itu, terdapat sekitar 300 orang diantaranya merupakan mahasiswa asal Suku Amungme dan Kamoro yaitu dua suku asli di Mimika. Sisanya berasal dari suku-suku Papua lainnya.
Alokasi bantuan yang diterima setiap mahasiswa berbeda. Mahasiswa asal Suku Amungme dan Kamoro menerima alokasi bantuan lebih besar dari mahasiswa dari suku lainnya.
Demikian pula dari sisi jenjang pendidikan, mahasiswa yang sedang melanjutkan pendidikan di luar negeri dan program magister menerima bantuan lebih besar dibanding mahasiswa dalam negeri maupun jenjang pendidikan strata satu.
"Mudah-mudahan bantuan ini dapat membantu meringankan sedikit beban mahasiswa di kota studi masing-masing. Semoga ini dapat memberikan mereka motivasi lebih untuk semakin semangat belajar dan menyelesaikan pendidikan mereka," ujar Hengky.
Bagian SDM Pemkab Mimika, katanya, sudah melakukan verifikasi atau pendataan mahasiswa penerima bantuan dengan mendatangi kota-kota studi dan kampus-kampus, termasuk di luar Papua.
Setiap mahasiswa yang mendapat bantuan pendidikan, wajib menyerahkan bukti asli Kartu Hasil Studi/KHS dari kampus masing-masing.
Dari data yang diterima Bagian SDM Pemkab Mimika, katanya, ditemukan masih banyak mahasiswa asal Mimika yang kurang menunjukkan prestasi akademis yang bagus.
"Ada banyak yang Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya jauh di bawah standar. Itu yang kami sayangkan. Seharusnya dengan berbagai kemudahan yang diberikan oleh pemerintah daerah, mahasiswa semakin giat belajar," tandas Hengky.
Tidak itu saja, sebagian mahasiswa penerima bantuan pendidikan tersebut juga tercatat juga menerima bantuan yang sama dari sejumlah kabupaten di wilayah pedalaman Papua.
Ke depan, Hengky berharap dilakukan koordinasi antara kabupaten di Papua untuk menertibkan data mahasiswa penerima bantuan pendidikan agar tidak terjadi tumpang tindih bantuan atau beasiswa.