Jayapura (ANTARA) - Perekonomian Papua pada triwulan I tahun 2020 diperkirakan akan mengalami peningkatan pertumbuhan di dorong oleh mulai meningkatnya kinerja pertambangan bawah tanah serta base effect rendahnya kinerja pertambangan pada triwulan I 2019.
Laporan perekonomian Provinsi Papua dari data Bank Indonesia perwakilan Papua website www.bi.go.id diperoleh Antara, Selasa, disebutkan pertumbuhan ekonomi Papua pada periode tersebut diproyeksikan berada pada kisaran 6,3 persen hingga 6,7 persen, lebih baik dibanding perkiraan pertumbuhan triwulan IV 2019 yang berkisar 3,1 persen hingga 3,5 persen.
Sementara itu, secara agregat perekonomian Papua pada 2020 diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan selama 2019.
Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Papua diproyeksikan tumbuh di kisaran 7,3 hingga 7,7 persen lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan 2019 sebesar (-14,3) persen hingga (-13,9) persen.
Dari sisi inflasi, tingkat inflasi Papua pada triwulan I 2020 diperkirakan mencapai 2,2 persen hingga 2,6 persen lebih tinggi dibandingkan perkiraan tahun 2019 sebesar 1,4 persen - 1,8 persen.
Sementara itu, secara keseluruhan tahun 2020 inflasi diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Inflasi tahun 2020 diperkirakan berkisar antara 4,3 persen sampai 4,7 persen lebih tinggi dibandingkan perkiraan inflasi tahun 2019 sebesar 1,4 persen hingga 1,8 persen.
Inflasi pada tahun 2020 terutama dipicu oleh adanya peningkatan UMP Papua sebesar 8,51 persen, penghapusan subsidi listrik golongan 900VA serta peningkatan cukai rokok yang rata-rata naik 21,55 persen.
Sebelumnya, Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Pedesaan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Dr Felix Vernando Wanggai mengakui, untuk memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah Papua perlu dilakukan perubahan dengan tujuh strategi pembangunan.
"Salah satu dari tujuh strategi Papua, yakni pengembangan ekonomi wilayah untuk mendukung sektor pariwisata, perikanan, perkebunan dan sekgtor produksi,"ujar Velix saat berada di Biak forum konsultasi wilayah adat Teluk Saereri.
Hingga tahun 2020 aktivitas perekonomian masyarakat di Papua didominasi pelaku usaha mikro kecil menengah dan koperasi yang masih dominan menjadi penggerak ekonomi warga.