Makassar (ANTARA) - Sejumlah dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, Sulawesi Selatan mengedukasi masyarakat agar senantiasa mengikuti protokol kesehatan dalam segala aktivitasnya termasuk ketika potong rambut atau cukur.
Humas IDI Makassar dokter Wachyudi Muchsin di Makassar, Senin, mengatakan, banyak orang takut mencukur atau memotong rambut di tengah pandemi COVID-19 ini termasuk dari kalangan tenaga medis itu sendiri.
"Teman-teman dokter di IDI sudah dua atau tiga bulan tidak cukur. Pada kesempatan kali ini, teman-teman meluangkan waktunya untuk 'cukur, tetapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.
Ia mengatakan, dalam bercukur dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan itu, pihak IDI ingin mengedukasi kepada masyarakat di tengah pandemi ini agar setiap beraktivitas tetap menggunakan protokol kesehatan.
Dokter Yudi menyatakan, sejak Maret 2020, saat wabah COVID-19 sudah mulai menyebar di Indonesia, beberapa protokol kesehatan dikeluarkan pemerintah demi memutus rantai penularan.
Seperti yang sedang diperlihatkan oleh dokter-dokter di IDI Makassar yang bekerjasama dengan relawan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI-UMI) Makassar yang memiliki keahlian bercukur mengedukasi masyarakat menggunakan pakaian alat pelindung diri (APD).
"Tukang cukurnya menggunakan baju hazmat, memakai masker, sarung tangan dan pelindung wajah. Jika ada yang mengatakan ini lebay, itu salah besar karena ini adalah protokol kesehatan untuk melindungi tukang cukurnya juga melindungi orang yang dicukur," katanya.
Ketua IDI Kota Makassar Dr Siswanto Wahab Sp.KK menjelaskan, para dokter Makassar yang tergabung di Satgas IDI Kota Makssar tanggap COVID-19 setiap hari tanpa libur keliling ke rumah sakit, Puskesmas untuk penyemprotan disinfektan dan pembagian APD serta hand sanitizer.
"Teman-teman dokter selama dua bulan lebih tanpa libur terus berkeliling melakukan kegiatan-kegiatan seperti membagikan APD, hand sanitizer, juga menyemprot disinfektan di rumah sakit, klinik, puskesmas dan kantor-kantor layanan umum hanya untuk memastikan agar penularan tidak terjadi. Aktivitas ini juga membuat rambut mereka tidak terurus," terangnya.
Dokter Irwan Gunawan Sp.B selaku inisiator menambahkan, pesan yang ingin disampaikan bahwa, jangan pernah menganggap bahwa Corona ini hal yang biasa.
"Ini virus yang harus diwaspadai, sehingga kami saja sebagai dokter melakukan potong rambut dengan protap COVID-19, sebagai bentuk upaya pencegahan," ucapnya.