Jakarta (ANTARA) - Praktisi Pendidikan Karakter Universitas Multimedia Nusantara, Doni Koesoema mengemukakan untuk memupuk cinta Tanah Air bagi mahasiswa tidak harus dengan pendidikan militer.
Menurut Doni Koesoema, program pendidikan militer yang rencananya diterapkan kepada para mahasiswa di perguruan tinggi bukan kebutuhan mendesak mengingat saat ini dunia dalam situasi damai.
"Kita sekarang hidup di zaman damai, bukan lagi zaman perang. Kita dapat membangun perdamaian antara negara menjadi penengah dalam konflik, mengembangkan budaya dan melindungi tradisi sebagai bagian dari cinta Tanah Air tanpa terkait urusan militer," kata Doni Koesoema di Jakarta, Kamis.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pendidikan sedang menggodok aturan agar para mahasiswa bisa mengikuti Program Bela Negara, salah satunya dengan memasukkan pendidikan militer dalam Sistem Kredit Semester (SKS) perkuliahan.
Program itu ditujukan untuk pengembangan sumber daya manusia terkhusus generasi muda, sehingga mereka diharapkan memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air.
Lebih lanjut, Doni Koesoema menjelaskan apabila model pendidikannya nanti dengan memberikan ruang kepada militer untuk datang mengajar di kampus, artinya itu sama seperti mata kuliah lain yang tidak ada latihan baris-berbaris.
"Kalau seperti itu malah tidak berguna, karena sudah terwakili oleh mata kuliah Pancasila. Jika pendidikan militer dalam arti pengajaran tentang ke-Indonesia-an, militer bukan porsinya mengajar di kampus karena sudah ada pendidikan pancasila yang wajib dipelajari dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi," tambahnya.
Pemerintah Indonesia diminta tidak perlu mengikuti kebijakan negara lain yang memiliki peraturan wajib militer, seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris, maupun Italia dalam upaya menumbuhkan kesadaran dan rasa cinta rakyatnya terhadap negara.
Skema yang perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan rasa nasionalisme generasi muda dengan melalui pendekatan budaya, seni, bahasa maupun ilmu pengetahuan, karena Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman tinggi.
"Untuk memupuk cinta terhadap negara tidak harus dengan militer. Kita tidak perlu belajar dari negara lain. Kita hanya perlu belajar dari pengalaman kita sendiri dimana Indonesia tanpa militerisme bisa maju dan berkembang," kata Doni.
Berita Terkait

Pejabat dari partai Suu Kyi meninggal dunia dalam tahanan polisi
Minggu, 7 Maret 2021 21:11 Wib

Utusan khusus PBB serukan tindakan kudeta junta Myanmar
Sabtu, 6 Maret 2021 16:55 Wib

Penyelidik HAM PBB serukan sanksi berat terhadap militer Myanmar
Jumat, 5 Maret 2021 14:11 Wib

Kemenlu: KBRI Yangon terus pantau keamanan WNI di Myanmar
Jumat, 5 Maret 2021 11:07 Wib

AS blokir kementerian pertahanan Myanmar, bisnis militer untuk berdagang
Jumat, 5 Maret 2021 11:07 Wib

Filipina desak Myanmar bebaskanAung Suu Kyi
Rabu, 3 Maret 2021 11:43 Wib

ASEAN serukan solusi damai untuk penyelesaian krisis politik Myanmar
Rabu, 3 Maret 2021 9:40 Wib

Indonesia sampaikan keprihatinan mendalam atas kasus kekerasan di Myanmar
Minggu, 28 Februari 2021 17:35 Wib
Komentar