Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong peran Bandara Internasional Yogyakarta di Kulonprogo untuk membantu menarik wisatawan, terutama ke Candi Borobudur yang sudah ditetapkan menjadi destinasi wisata prioritas oleh pemerintah dalam upaya memulihkan ekonomi di tengah wabah pandemi COVID-19,
“Yogyakarta memiliki modal infrastruktur dan kekayaan budaya yang sudah mumpuni sebagai daya tarik wisatawan (domestik dan mancanegara), tinggal bagaimana kita pikirkan lagi bagaimana melakukan suatu upaya – upaya untuk memulihkan kembali geliat ekonomi dan pariwisata di Yogyakarta,” ujar Menteri Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Upaya-upaya tersebut, kata dia, dapat berupa format tertentu dalam kegiatan memasarkan yang unik dan asli, sehingga mampu menarik masyarakat luas untuk berkunjung ke Yogyakarta dan sekitarnya.
Dalam upaya inilah, peran para akademisi dari berbagai latar belakang keilmuan sangat dibutuhkan.
Apalagi, lanjut dia, pariwisata di Borobudur dan sekitarnya masih terpuruk sejak terjadinya pandemi COVID-19.
“Kami membutuhkan pemikiran dari para akademisi untuk mencari format-format tertentu untuk meningkatkan daya jual keindahan Borobudur yang bisa dikemas secara unik untuk semakin meningkatkan minat wisatawan datang ke Borobudur,” tuturnya.
Ia menuturkan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) telah memiliki fasilitas lengkap berstandar Internasional.
Infrastruktur transportasi yang lengkap ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk mempromosikan destinasi wisata.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menyambut baik upaya pemerintah tersebut.
Menurut dia, kehadiran Bandara YIA yang menggantikan Bandara Adi Sucipto, bisa dimanfaatkan sebagai etalase keindahan destinasi wisata di Yogyakarta dan sekitarnya, khususnya Borobudur.
Faik menuturkan Bandara YIA memiliki landasan pacu sepanjang 3.250 meter yang bisa didarati pesawat terbesar seperti Airbus 380 atau Boeing 747 dan 777, sangat berpotensi untuk menghadirkan banyak turis mancanegara. Pihaknya juga telah menyiapkan galeri di kompleks Bandara YIA, yang dapat memamerkan hasil karya seniman seperti lukisan, batik, patung, dan karya seni lainnya.
Selain itu, ke depan pihaknya akan menyiapkan tempat khusus di bandara, bagi pengusaha UMKM unggulan.
“Tempat khusus ini akan menjadi etalase terbesar bagi produk-produk UMKM di banding bandara lainnya,” katanya.
Tempat tersebut, lanjut dia, akan melengkapi Bandara YIA, yang memiliki fasilitas terminal penumpang tiga lantai seluas 219 ribu meter persegi, dan berkapasitas 20 juta penumpang per tahun tersebut.
“Pandemi COVID memang sangat berdampak kepada Angkasa Pura I, untuk itu kami ingin segera bangkit dengan membantu mempromosikan destinasi wisata di Yogyakarta melalui pemanfaatan fasilitas yang ada di Bandara YIA ini. Semoga ini bisa menjadi daya tarik dan memberikan informasi yang menarik bagi para wisatawan yang berada di bandara,” katanya.