New York (ANTARA) - Kurs dolar AS jatuh dari level tertinggi dua bulan terhadap sejumlah mata uang utama pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena ekuitas menguat setelah empat minggu berturut-turut turun menjelang pekan sibuk dengan data ekonomi dan perkembangan politik di Amerika Serikat.
Rebound saham-saham AS pada akhir pekan lalu membantu memperlambat kenaikan dolar, yang dianggap sebagai tempat berlindung yang aman, tetapi tanda-tanda perlambatan dalam pemulihan yang baru lahir dari pandemi dan ketidakpastian politik telah membuat investor bersikap defensif.
Indeks-indeks utama di Wall Street naik lebih dari satu persen, ketika saham-saham rebound setelah penurunan empat minggu berturut-turut, rekor terpanjang untuk S&P 500 an Dow Industrials dalam lebih dari setahun.
"Dolar pada beberapa bulan lalu telah diperdagangkan secara tandem dengan pasar ekuitas, ketika ekuitas naik, dolar turun," kata Axel Merk, presiden Merk Investments dan manajer portofolio Merk Hard Currency Fund di Palo Alto, California.
"Dolar telah bertindak seperti mata uang pendanaan, pada dasarnya ketika dunia meningkatkan jumlah uang, saat aset berisiko naik, saat ekuitas naik, maka dolar melemah."
Indeks dolar tergelincir ke 94,155 dan terakhir turun 0,317 persen, sejalan dengan persentase penurunan harian terbesar dalam waktu sekitar tiga minggu. Greenback mencapai tertinggi dua bulan di 94,745 minggu lalu dan membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak awal April. Terhadap yen, dolar melemah di 105,45 yen.
Sterling diperdagangkan terakhir pada 1,2849 dolar, menguat 0,89 persen di tengah harapan Inggris dapat mengamankan kesepakatan perdagangan Brexit dengan Uni Eropa.
Euro menguat 0,31 persen menjadi 1,1666 dolar setelah turun menjadi 1,16125 dolar pada Jumat (25/9/2020), terendah dalam dua bulan.
Perhatian investor sekarang dapat beralih ke debat presiden AS yang pertama pada Selasa waktu setempat.
Sementara itu, kekhawatiran meningkat bahwa pemulihan ekonomi terhenti karena banyak program stimulus telah berakhir, sehingga membatasi belanja konsumen. Pada Minggu (27/9/2020) Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan dia memperkirakan kesepakatan dapat dicapai dengan Gedung Putih tentang paket bantuan virus corona baru saat pembicaraan berlanjut.
Minggu ini akan membawa lebih banyak data tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia itu, termasuk kepercayaan konsumen pada Selasa waktu setempat, survei manufaktur dan data konsumen pada Kamis (1/10/2020), dan angka pekerjaan pada Jumat (2/10/2020).
Berita Terkait
Dolar AS naik setelah data pekerjaan AS lebih kuat, euro melemah
Sabtu, 2 April 2022 6:29
Dolar AS menguat, dipicu permintaan uang aman saat konflik Rusia-Ukraina
Jumat, 1 April 2022 6:55
Dolar AS catat kenaikan mingguan terbesar 7-bulan saat Fed kian "hawkish"
Sabtu, 29 Januari 2022 8:54
Dolar AS melonjak, Fed siap naikkan suku bunga lebih besar-lebih cepat
Jumat, 28 Januari 2022 5:32
Dolar AS balikkan kerugian, catat kenaikan setelah lelang TIPS 10 tahun
Jumat, 21 Januari 2022 6:25
Harga emas jatuh 5,9 dolar reaksi terhadap indeks harga produsen AS
Jumat, 14 Januari 2022 6:51
Dolar AS merosot setelah lonjakan inflasi AS sesuai dengan ekspektasi
Kamis, 13 Januari 2022 5:57
Dolar AS menguat di perdagangan Asia jelang data inflasi AS
Senin, 10 Januari 2022 9:10