Ketua MPR, Bambang Soesatyo, saat kunjungan kerjanya di Turki menyempatkan diri berdialog dengan 60 kelompok masyarakat Indonesia di Turki untuk menjelaskan berbagai perkembangan terkini di Tanah Air.
Ia menyatakan, pembicaraan membahas beberapa berkembang terkini yang diinformasikan seperti isu lingkungan hidup, situasi ekonomi, hingga UU Cipta Kerja.
"Seperti halnya semua negara dunia yang terdampak pandemi COVID-19, Indonesia juga mengalami krisis kesehatan hingga ekonomi. Insya Allah Indonesia tak sampai memasuki krisis sosial ataupun krisis politik sebagaimana banyak terjadi di berbagai belahan negara dunia," kata dia, dalam penyataannya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia berdialog saat rangkaian kunjungan kerja memenuhi undangan Ketua Majelis Agung Nasional Turki, Mustafa Sentop. Turut hadir para Wakil Ketua MPR, antara lain Syarifuddin Hasan dan Fadel Muhammad, serta anggota MPR dari unsur DPR, Mohammad Ichsan Firdaus dan anggota MPR dari unsur DPD, Djafar Alkatiri.
Pada kesempatan tersebut, Soesatyo mengajak WNI di Turki tetap optimis. Setiap krisis seperti pandemi Covid-19 ini, selalu membawa banyak peluang, banyak orang justru bisa menemukan potensi diri yang sebenarnya karena desakan krisis.
"Kelahiran UU Cipta Kerja juga untuk menjawab berbagai krisis yang terjadi. Salah satunya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga menyederhanakan hukum dan peraturan," ucapnya.
Memang menurut dia ada kekurangan dari sisi komunikasi politik yang dijalankan pemerintah, sehingga niat baik UU Cipta Kerja tak tersampaikan ke masyarakat.
"Presiden Joko Widodo sendiri sudah menegur para menterinya agar menjalankan komunikasi politik yang partisipatif," kata dia.
Ia menjelaskan, dirinya berada di Turki tanggal 2-3 November 2020 waktu Turki. Berbagai agenda yang dilakukan, antara lain bertemu Sentop serta mengunjungi Pusat Industri pertahanan Turki.
"Dalam pertemuan dengan ketua Parlemen Turki, kami menyampaikan duka cita atas musibah gempa bumi yang terjadi di Izmir," kata dia
Parlemen Turki lanjut dia juga menyampaikan dukungan atas gagasan MPR RI membentuk Majelis Syuro Internasional, sebagai wadah meningkatkan kerjasama negara mayoritas berpenduduk muslim.
"Kita juga membahas percepatan penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Turki dan percepatan riset bersama vaksin Covid-19," ujar dia