Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengembangan budidaya cacing sutera sebagai pakan alami bagi ikan dalam rangka menanggulangi permasalahan tingginya harga pakan di sejumlah daerah.
"Cacing sutera atau cacing rambut yang merupakan pakan hidup bagi ikan berpotensi besar untuk dikembangkan guna mendukung kebutuhan pakan alami pada kegiatan pembenihan ikan. Habitat yang menjadi kesukaan cacing tumbuh yakni pada tempat atau perairan yang menjadi tempat masuknya air dan media berlumpur dengan tekstur halus," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP, Sjarief Widjaja di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, hal itu penting karena perikanan budidaya saat ini dinilai masih menghadapi permasalahan harga pakan karena sebagian besar bahan baku pakan sangat bergantung pada bahan impor dari berbagai negara.
Untuk itu, KKP meluncurkan program Gerakan Pakan Mandiri (Gerpari) antara lain dengan mengoptimalkan bahan baku lokal yang dapat diproduksi oleh masyarakat.
"Perlu adanya siasat penggunaan pakan alami yang dapat dibudidayakan serta diproduksi secara massal dan mandiri oleh para pembudidaya ikan," katanya.
Ia mencontohkan, salah satunya adalah melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Tegal, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) yang telah melakukan Temu Lapang Percontohan Budidaya Cacing Sutra Metode Apartemen/Rak di Dusun Salam Desa Banjarharjo, Kab. Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 3 November 2020.
Kegiatan itu sendiri, ujar dia, merupakan kerja sama BRSDM dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).
"Percontohan budidaya cacing sutera sistem apartemen merupakan salah satu adopsi teknologi dari BBPBAT Sukabumi di mana media budidaya menggunakan rak-rak dengan sirkulasi air sehingga meminimalisir penggunaan lahan dan air," ujar Sjarief.
Ia memaparkan budidaya cacing sutra merupakan hulu dari kegiatan produksi budidaya di mana cacing sutra merupakan salah satu pakan alami yang sesuai untuk benih, sehingga merupakan tahapan yang penting dari proses produksi budidaya.
Hal itu, ujar dia, adalah salah satu pakan alternatif bagi usaha budidaya ikan, di samping ketergantungan pada pakan pabrikan.
"Usaha budidaya cukup banyak. Kalau hanya bergantung pada pakan pabrikan akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sehingga tingkat keuntungan masyarakat semakin menipis. Jika para pelaku utama mampu membudidayakan cacing sutera tentu dapat meningkatkan penghasilan," katanya.
Sjarief berpendapat bahwa dengan model apartemen ini, budidaya cacing sutera tidak butuh lahan luas, bisa dibuat secara bertingkat dan sederhana, serta berpeluang menjadi pengusaha baru di bidang cacing sutera.
Berita Terkait
KKP survei untuk pembangunan pabrik es kapasitas besar di Biak Numfor
Minggu, 18 Februari 2024 20:25
Operasional pabrik es di Kampung Yenusi bantu kebutuhan nelayan OAP
Jumat, 16 Februari 2024 22:04
KKP tangani paus sperma terdampar Distrik Biak Timur
Selasa, 13 Februari 2024 14:08
Dirjen PDSPKP lepas pengiriman hasil ikan Biak ke Surabaya
Jumat, 26 Januari 2024 11:03
Pangdam XVII/Cenderawasih: Bandara Sugapa siap beroperasi normal pasca-KKB
Kamis, 25 Januari 2024 14:46
Biak Numfor diharap menjadi pusat lumbung ikan di Indonesia Timur
Sabtu, 25 November 2023 22:50
Pembangunan Kampung Nelayan Modern Binyeri-Samber Biak tingkatkan kualitas ikan
Kamis, 23 November 2023 14:35
Menteri Trenggono: Bangunan Kalamo Samber-Binyeri Biak capai 99 persen
Rabu, 15 November 2023 18:22