Bengkulu (ANTARA) - Survei Fixpoll Indonesia menyebut elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu nomor urut 01 Helmi Hasan-Muslihan Diding Sutrisno turun dipengaruhi menguatnya isu putra daerah dalam Pilkada 2020 di Bengkulu.
Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia Anas RA di Kota Bengkulu, Senin mengatakan, dalam survei yang dilakukan pihaknya pada 16-20 November 2020, elektabilitas Helmi-Muslihan tercatat 16,4 persen.
Angka itu menurun 3,3 persen dari elektabilitas berdasarkan hasil survei yang dilakukan Fixpoll Indonesia pada Juli lalu yakni sebesar 19,7 persen.
"Yang paling mempengaruhi turunnya dukungan ke Pak Helmi itu karena faktor isu putra daerah," kata Anas saat merilis hasil survei dengan tema potret perilaku masyarakat dan menakar peluang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu.
Ia menjelaskan, sebanyak 67,2 persen dari 1.640 responden yang tersebar diseluruh kabupaten dan kota di Bengkulu menyatakan menginginkan Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu terpilih adalah putra daerah.
Sedangkan sisanya, sebanyak 32,8 persen responden tak mempermasalahkan jika Provinsi Bengkulu dipimpin bukan putera daerah.
Menurut Anas, menguatnya isu putera daerah di Pilgub Bengkulu salah satunya karena dua pasangan calon lainnya yakni Rohidin Mersyah-Rosjonsyah dan Agusrin Maryono Najamudin-Imron Rosyadi merupakan putra daerah Bengkulu yang mewakili dua suku besar yakni Suku Rejang dan Suku Serawai.
Sedangkan Helmi Hasan yang merupakan adik kandung Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan itu diketahui berdarah Lampung, dan pasangannya Muslihan Diding Sutrisno berdarah Jawa.
"Suku Serawai punya dua calon gubernur yaitu Pak Rohidin dan Pak Agusrin dan Suku Rejang juga sama-sama punya dua calon wakil gubernur yaitu Pak Rosjonsyah dan Pak Imron," kata Anas.
Berbeda dengan Helmi Hasan, elektabilitas atau tingkat keterpilihan dua paslon lainnya justru mengalami peningkatan dalam survei yang dilakukan Fixpoll Indonesia.
Elektabilitas paslon nomor urut 02 Rohidin-Rosjonsyah sebesar 31,2 persen, meningkat 8,9 persen dari elektabilitas pada Juli lalu sebesar 22,3 persen.
Sedangkan paslon nomor urut 03 Agusrin-Imron mengungguli elektabilitas dua paslon lainnya yaitu sebesar 43,1 persen, meningkat 15,3 persen dari elektabilitas pada Juli lalu sebesar 27,8 persen.
Menurut Anas, permasalahan Agusrin yang pernah tersandung kasus korupsi tidak terlalu signifikan mempengaruhi elektabilitasnya dalam Pilgub Bengkulu.
"Tidak ada isu masalah korupsi yang tidak berpengaruh. Itu tentu berpengaruh tetapi tidak signifikan. Artinya tim Agusrin-Imron mampu melakukan pola kampanye yang luar biasa yang lebih membangun opini tentang keberhasilan Agusrin saat menjabat sebagai Gubernur Bengkulu," demikian Anas.