Jakarta (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi berhasil mengunduh data kotak hitam “Flight Data Recorder” pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sejak ditemukannya pada 13 Januari 2021.
“Ada 330 parameter dan semua dalam kondisi baik. Saat ini sedang kita pelajari,” kata Ketua (KNKT) Soerjanto Tjahjono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Sebelumnya, Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Capt Nurcahyo Utomo mengatakan telah meneriima “Crash Survivable Memory Unit” (CSMU).
Baca juga: KNKT: Sistem pesawat Sriwjaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data
“CSMU merupakan bagian dari kotak hitam yang paling tahan benturan dan tahan panas hingga suhu 1.000 derajat celcius selama satu jam,” katanya.
Sebelum pengunduhan data, perlu ada perlakuan (treatment) khusus yang harus dilakukan.
“Kami membersihkan unit memori dari kotoran dan sisa-sisa garam yang menempel karena terendam air laut,” katanya.
Saat ini KNKT masih menunggu pencarian CVR (Cockpit Voice Recorder) yang masih dilakukan tim gabungan.
CVR merupakan salah satu bagian penting kotak hitam lainnya yang digunakan untuk proses investigasi lebih lanjut.
KNKT menyatakan sistem pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Senin (9/1) pukul 14.40 WIB.
KNKT telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).
Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah Barat Laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, tercatat pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat pada ketinggian 250 kaki.
“Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa masih masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air,” kata Soerjanto.
Data lain yang didapat KNKT dari KRL Rigel adalah sebaran puing-puing (wreckage) memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
Baca juga: KNKT duga pesawat Sriwijaya SJ 182 tak meledak sebelum membentur air
“Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air,” katanya.