Jakarta (ANTARA) - Pernahkan buah hati mendadak alergi dan gatal-gatal ketika pindah ke tempat baru, terutama bila kondisinya berbeda 180 derajat? Ada kalanya tubuh anak yang biasa hidup di kawasan yang udaranya bersih langsung bereaksi saat berada di tempat yang udaranya kotor.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Raendi Rayendra menjelaskan, hal itu bisa terjadi karena tubuh sedang mengenali alergen atau benda asing yang akhirnya memicu reaksi alergi.
"Misalkan kita berbicara tentang debu, tadinya di suatu negara bersih datang ke Indonesia, terpapar debu, terhirup. Kemudian tubuh mengenali alergen atau debu tersebut sebagai benda asing. Akhirnya tubuh mengeluarkan suatu reaksi yaitu alergi, hipersensitivitas," jelas Raendi di Jakarta, Sabtu (23/1).
Di negara empat musim, biasanya alergi yang berhubungan dengan debu semakin banyak terjadi ketika musim gugur tiba.
Bagaimana dengan anak yang biasa hidup di lingkungan dengan polusi udara tinggi? Dia mengatakan, bisa saja kekebalannya meningkat sehingga bebas dari alergi debu ketika pindah ke tempat yang jauh lebih bersih. Meski demikian, alergi tetap mungkin terjadi akibat pemicu yang berbeda, contohnya cuaca.
"Cuaca dingin bisa menyebabkan alergi. Jadi tidak hanya debu, tapi cuaca, suhu juga dapat menyebabkan alergi."
Pada dasarnya, anak memiliki kulit yang lebih tipis dengan imunitas yang belum berkembang sempurna sehingga lebih rentan terhadap gangguan yang bisa berujung kepada alergi.
Lapisan kulit anak lebih tipis ketimbang kulit orang dewasa. Fungsi kulit sebagai pelindung tubuh juga belum maksimal seperti orang dewasa karena lebih tipis, juga karena sistem imunitas anak yang masih berkembang.
Berita Terkait

Kenali pemicu penyakit asma dan cara mengobatinya di masa pandemi
Rabu, 3 Maret 2021 9:28 Wib

Pakar penyakit Fauci: orang Amerika masih butuh masker lawan COVID pada 2022
Senin, 22 Februari 2021 10:42 Wib

Orang obesitas tidak pasti kena diabetes, tapi aman dari penyakit lain?
Minggu, 7 Februari 2021 14:45 Wib

Pemkab Jayawijaya tekan kematian bayi akibat pneumonia
Sabtu, 6 Februari 2021 14:17 Wib

Epidemiolog Unand: Jaga kebersihan lingkungan antisipasi virus Nipah
Senin, 1 Februari 2021 15:03 Wib

HPV penyebab kanker serviks juga bisa menyerang kaum pria
Minggu, 31 Januari 2021 11:57 Wib

Manfaat minum teh delima, tingkatkan reproduksi hingga cegah penyakit tulang
Senin, 18 Januari 2021 15:22 Wib

Satgas Yonif 413 Kostrad cegah penyakit kaki gajah anak di perbatasan
Kamis, 14 Januari 2021 4:43 Wib
Komentar