Kota Vatikan (ANTARA) - Paus Fransiskus, pada Senin, mendesak pimpinan junta militer Myanmar untuk membebaskan tahanan politik dan menempatkan jalan negara itu yang "telah dikacaukan secara kasar" kembali kepada demokrasi.
Paus menyatakan desakan ini dalam pidato tahunan di hadapan korps diplomatik, seiring dengan jalannya aksi protes hari ketiga yang diikuti puluhan ribu orang di Myanmar untuk melawan kudeta militer atas pemerintahan resmi negara itu sepekan lalu.
Di depan diplomat asal lebih dari 180 negara, Paus menyampaikan tentang "afeksi dan kedekatannya" pada rakyat Myanmar, yang dikunjunginya pada 2017 lalu.
"Jalan menuju demokrasi yang dibentuk dalam beberapa tahun belakangan telah dikacaukan secara kasar oleh kudeta pada pekan lalu," kata Paus Fransiskus.
"Hal itu mengarah pada pemenjaraan sejumlah pimpinan politik berbeda, yang saya harap akan segera dibebaskan sebagai tanda dorongan untuk dialog yang tulus, yang bertujuan pada kebaikan negara," kata dia.
Pidato Paus di hadapan diplomat seringkali disebut pidato "Negara Dunia" karena biasanya membahas konflik dan sengketa yang terjadi di seluruh dunia.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
PLN Papua: 43 personel amankan listrik untuk ibadah Katolik di Vanimo
Minggu, 8 September 2024 16:35
Masyarakat perbatasan di Papua antusias sambut kedatangan Paus di Vanimo
Minggu, 1 September 2024 3:45
Pemprov Papua: 200 umat Katolik dijadwalkan hadiri ibadah ke Vanimo
Jumat, 23 Agustus 2024 11:56
Imigrasi Jayapura: Permohonan surat perjalanan lintas batas meningkat 20 persen
Kamis, 8 Agustus 2024 11:34
Paus Fransiskus bertemu Kardinal Angelo Becciu yang dipecat
Jumat, 2 April 2021 7:26
Paus Fransiskus doakan Indonesia menyusul aksi teror bom di gereja Makassar
Senin, 29 Maret 2021 17:50
Paus Fransiskus: 10 tahun perang Suriah dorong upaya perdamaian
Senin, 15 Maret 2021 14:39
Paus Fransiskus tunjuk lebih banyak perempuan untuk posisi jabatan Vatikan
Senin, 8 Februari 2021 4:13