Kota Vatikan (ANTARA) - Paus Fransiskus, pada Senin, mendesak pimpinan junta militer Myanmar untuk membebaskan tahanan politik dan menempatkan jalan negara itu yang "telah dikacaukan secara kasar" kembali kepada demokrasi.
Paus menyatakan desakan ini dalam pidato tahunan di hadapan korps diplomatik, seiring dengan jalannya aksi protes hari ketiga yang diikuti puluhan ribu orang di Myanmar untuk melawan kudeta militer atas pemerintahan resmi negara itu sepekan lalu.
Di depan diplomat asal lebih dari 180 negara, Paus menyampaikan tentang "afeksi dan kedekatannya" pada rakyat Myanmar, yang dikunjunginya pada 2017 lalu.
"Jalan menuju demokrasi yang dibentuk dalam beberapa tahun belakangan telah dikacaukan secara kasar oleh kudeta pada pekan lalu," kata Paus Fransiskus.
"Hal itu mengarah pada pemenjaraan sejumlah pimpinan politik berbeda, yang saya harap akan segera dibebaskan sebagai tanda dorongan untuk dialog yang tulus, yang bertujuan pada kebaikan negara," kata dia.
Pidato Paus di hadapan diplomat seringkali disebut pidato "Negara Dunia" karena biasanya membahas konflik dan sengketa yang terjadi di seluruh dunia.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Paus Fransiskus bertemu Kardinal Angelo Becciu yang dipecat
Jumat, 2 April 2021 7:26
Paus Fransiskus doakan Indonesia menyusul aksi teror bom di gereja Makassar
Senin, 29 Maret 2021 17:50
Paus Fransiskus: 10 tahun perang Suriah dorong upaya perdamaian
Senin, 15 Maret 2021 14:39
Paus Fransiskus tunjuk lebih banyak perempuan untuk posisi jabatan Vatikan
Senin, 8 Februari 2021 4:13
Paus Fransiskus merayakan Misa Malam Natal secara sederhana
Jumat, 25 Desember 2020 15:21
Paus Fransiskus turut doakan kepergian Diego Maradona
Kamis, 26 November 2020 3:49
Paus Fransiskus desak negara-negara hormati kesepakatan iklim Paris 2015
Rabu, 2 September 2020 4:27
Paus Fransiskus imbau rakyat Lebanon untuk bangun koeksistensi "bebas dan kuat"
Senin, 10 Agustus 2020 4:01