Temanggung (ANTARA) - Produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) keripik kepompong dari bahan baku ketela di Desa Kemiriombo, Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.
Pemilik usaha keripik kepompong "Dadi Waras" Triamaningsih (54) di Temanggung, Selasa, mengatakan meskipun pandemi COVID-19 berdampak pada penurunan produk, usahanya masih tetap bisa berjalan.
Cemilan dengan rasa gurih ini dijual dengan harga Rp18.000 per kilogram.
Ia menyebutkan, sebelum pandemi pihaknya bisa menghabiskan bahan baku singkong sampai empat kuintal per hari, sekarang hanya bisa menghabiskan bahan baku dua hingga tiga kuintal per hari.
"Produksi keripik berkurang, karena permintaan juga turun dengan adanya pandemi ini, tetapi alhamdulillah masih bisa berproduksi," katanya.
Karena produksi turun maka tenaga kerja juga dikurangi, kalau semula setiap hari mempekerjakan 12-14 orang, saat ini hanya m enam orang per hari.
"Para pedagang datang ke tempat kami. Kalau sebelum pandemi, banyak pedagang menitip uang sebelum barang diambil, tetapi sekarang kami harus bersabar untuk menunggu pembayaran," katanya.
Menurut dia untuk mendapatkan bahan baku tidak pernah ada kendala, selain dari Temanggung, pihaknya juga mendatangkan singkong dari Wonosobo.
"Meskipun harga singkong di pasar saat ini cenderung rendah, sekitar Rp1.000 sampai Rp1.200 per kilogram, tetapi kami tetap membeli dengan harga Rp1.500 hingga Rp2.000 per kilogram agar petani tetap semangat menanam singkong," katanya.
Ia menuturkan produknya dinamakan keripik kepompong karena bentuknya menggelembung seperti kepompong.
"Awalnya kami hanya coba-coba untuk membuat keripik kepompong ini. Kami melakukan uji coba berkali-kali agar keripik bisa menggelembung seperti yang kami harapkan. Keripik kepompong produk kami ini sekarang sudah memiliki hak paten," katanya.
Proses pembuatan keripik kepompong, yakni singkong dikupas, dicuci, dikukus, digiling, dijemur dalam bentuk lembaran, setelah kering dipotong dan digoreng. Bumbu dasar keripik ini berupa garam dan bawang, setelah digoreng diberi penyedap.
Ia mengaku memproduksi keripik dengan bahan baku singkong karena di daerahnya banyak menghasilkan singkong yang semula tidak laku.
Berita Terkait
KONI Temanggung loloskan 11 atlet untuk PON XX Papua
Senin, 26 April 2021 10:35
Budidaya Tanaman Asparagus Petani Temanggung
Selasa, 2 Maret 2021 15:11
Guru dan tenaga kependidikan di Temanggung wajib jalani tes usap COVID-19
Kamis, 17 Desember 2020 16:11
DPC PKB Temanggung bagikan 1.500 kitab "kuning" ke sejumlah ponpes
Jumat, 24 Juli 2020 9:42
Dinas Pertanian Temanggung kembangkan kebun sumber entres kopi robusta
Jumat, 17 Juli 2020 10:28
Bupati Al Khadziq: Belum ada transmisi lokal kasus COVID-19 di Temanggung
Jumat, 17 April 2020 5:49
Pernikahan dini berkontribusi terhadap kekerdilan pada anak
Senin, 30 Desember 2019 9:19
Pemkab Jayapura sebut pelaku usaha tumbuh setelah pandemi COVID-19
Selasa, 10 September 2024 12:03