Jayapura (ANTARA) - Sejumlah tokoh lintas agama, menyerukan deklarasi damai yang dilaksanakan di kediaman Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Papua Pdt. Lipius Biniluk di Sentani.
Deklarasi damai yang ditandai dengan pembacaan pernyataan sikap dilaksanakan Sabtu malam itu (3/4) selain dihadiri tokoh lintas agama juga Waka Polda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto, Danlanud Silas Papare Marsma TNI Budi Achmadi berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan.
Pernyataan sikap yang dibacakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage menyatakan, pertama mengutuk keras dan mengecam setiap aksi terorisme bom bunuh diri, kedua menghimbau dan mengajak seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di Papua untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian.
Ketiga, kami bertekad menjadi yang terdepan dan bersama segenap komponen bangsa untuk terus merawat kerukunan beragama demi tetap tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa, keempat, kami mengajak seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di Papua untuk menolak segala bentuk eksploitasi isu sara, intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Sedangkan kelima yakni agar terorisme dan radikalisme tidak berkembang di Indonesia, kami mengharapkan agar pemerintah melakukan seleksi atas sekte-sekte atau bidat-bidat yang ada serta menindak tegas lembaga yang tidak sesuai dengan hukum perundang-undangan yang berlaku.
Ketua FKUB Papua, Pdt. Lipiyus Biniluk pada kesempatan itu memberi apresiasi kepada Kepolisian Republik Indonesia dimana begitu terjadi ledakan di Makassar, Minggu (28/3) langsung bisa mengungkap aktor dibalik aksi yang tidak manusiawi itu.
"Saya percaya kemampuan TNI-Polri sanggup untuk mengatasi aksi terorisme di negeri ini dan tentu hal ini didukung semua tokoh lintas agama, khususnya di Papua, kita sudah sepakat jika ada indikasi keberadaan kelompok atau oknum radikalisme dan terorisme maka semua komponen akan ambil sikap dalam hal ini akan dipulangkan.
Wakapolda Papua Brigjen Pol. Eko Rudi Sudarto mengharapkan masyarakat untuk peduli terhadap lingkungannya masing-masing.
Istilahnya bisa jadi Polisi untuk diri sendiri, yang artinya harus peka terhadap situasi dan kondisi di lingkungan masing-masing, dalam hal ini jika ada yang mencurigakan segera laporkan kepada aparat setempat.
Dengan adanya kepedulian warga akan meminimalisir terjadinya atau keberadaan oknum yang merupakan kelompok radikal atau teroris
"Kami berharap masyarakat harus bisa memberikan rasa aman bagi dirinya sendiri, karena hal ini akan meminimalisir terjadinya atau keberadaan para oknum atau kelompok radikal dan terorisme," kata Wakapolda Papua.