Presiden Jokowi: Pendidikan tinggi harus memperkuat posisi edukasi teknologi
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menekankan lembaga pendidikan tinggi harus memperkuat posisinya sebagai edutech institution atau lembaga edukasi teknologi.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual pada Forum Rektor Indonesia 2021, yang disaksikan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.
"Lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institution," ujar Presiden.
Presiden menjelaskan pandemi COVID-19 merupakan rangkaian serial disrupsi, yang menambah disrupsi sebelumnya yang dipicu revolusi industri 4.0.
Menurut dia perubahan lanskap sosial budaya, ekonomi dan politik mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0, di mana teknologi cloud computing, internet of thing, artifisial intelijen, big data analytics, advance robotic, virtual reality telah membawa perubahan di segala bidang.
Perkembangan teknologi itu, kata Presiden, telah menjadi master disrupsi. Dunia perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce, dunia perbankan telah terdistrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment. Dunia kedokteran dan farmasi semakin terdistrupsi oleh health tech, profesional hukum mulai diguncang oleh regtech dan dunia pendidikan telah terdistrupsi besar-besaran oleh edutech.
Oleh karena itu Presiden meminta lembaga pendidikan tinggi menjadi lembaga edukasi teknologi.
"Teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital. Digital learning bukan hanya digunakan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa. Yang juga sangat penting adalah memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapapun juga, dimanapun juga, tentang apapun juga," ujar Presiden.
Ia mengatakan pembelajaran dari para praktisi termasuk pelaku industri sangat penting untuk difasilitasi. Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri.
"Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri magang mahasiswa ke dunia industri dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi," jelas Presiden.
Hal itu disampaikan Presiden dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual pada Forum Rektor Indonesia 2021, yang disaksikan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa.
"Lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institution," ujar Presiden.
Presiden menjelaskan pandemi COVID-19 merupakan rangkaian serial disrupsi, yang menambah disrupsi sebelumnya yang dipicu revolusi industri 4.0.
Menurut dia perubahan lanskap sosial budaya, ekonomi dan politik mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0, di mana teknologi cloud computing, internet of thing, artifisial intelijen, big data analytics, advance robotic, virtual reality telah membawa perubahan di segala bidang.
Perkembangan teknologi itu, kata Presiden, telah menjadi master disrupsi. Dunia perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce, dunia perbankan telah terdistrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment. Dunia kedokteran dan farmasi semakin terdistrupsi oleh health tech, profesional hukum mulai diguncang oleh regtech dan dunia pendidikan telah terdistrupsi besar-besaran oleh edutech.
Oleh karena itu Presiden meminta lembaga pendidikan tinggi menjadi lembaga edukasi teknologi.
"Teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital. Digital learning bukan hanya digunakan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa. Yang juga sangat penting adalah memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapapun juga, dimanapun juga, tentang apapun juga," ujar Presiden.
Ia mengatakan pembelajaran dari para praktisi termasuk pelaku industri sangat penting untuk difasilitasi. Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri.
"Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan. Pengajar dan mentor dari pelaku industri magang mahasiswa ke dunia industri dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi," jelas Presiden.