Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua mulai menyosialisasikan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite kepada masyarakat di daerah pegunungan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) Jayawijaya Dr Lukas Kossay di Wamena, Kamis, mengatakan karena bahan bakar jenis pertalite baru di Kabupaten Jayawijaya sehingga harus disosialisasikan agar masyarakat dapat menerimanya.
"Jayawijaya tidak bisa menerima saja sehingga kita sementara ini lagi sosialisasi untuk masyarakat harus mengenal jenis yang baru ini supaya mereka mengenal dan menerima harga. Tetapi kalau mobil mesin diesel, pertalite ini justru awet dan harus kita gunakan di sini,"katanya.
Lukas Kossay mengatakan masyarakat beberapa daerah di Provinsi Papua sudah menggunakan pertalite.
"Karena kebijakan penggunaan pertalite berlaku seluruh Indonesia, oleh karena itu peralihan ini mau tidak mau bulan depan sudah harus kita lakukan," katanya.
Pemerintah memastikan seluruh empat APMS yang beroperasi di Jayawijaya akan menyediakan pertalite atau tidak lagi menyediakan premium.
"Saat ini kami batasi untuk solar dan premium sisa yang ada sekarang untuk dihabiskan dahulu baru pertalite masuk. Bulan depan kita sudah mulai menerapkan penggunaan pertalite," katanya.
Pada Tahun 2015 sebagian masyarakat Jayawijaya menolak menggunakan pertalite karena kurang sosialisasi. Mereka menolak karena beranggapan pertalite akan merusak mesin kendaraan mereka.
Ketakutan masyarakat itu mendorong mereka tetap menggunakan premium dan mengakibatkan pertalite tidak laku terjual. Akhirnya pemerintah dan pengusaha menghentikan penjualan pertalite, dan pada Tahun 2021 ini baru mulai dilakukan pengadaaan pertalite lagi.