Jayapura (ANTARA) - Ajang Pekan Olahraga Nasional XX Papua yang berlangsung pada Oktober 2021 serta Pekan Paralimpik Nasional XVI (Peparnas) di Papua 3-15 November mampu memberikan dampak meningkatkan perekonomian hingga 14 persen.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah di sektor non tambang selama perhelatan PON XX dan Peparnas XVI Papua terutama pada bidang akomodasi, makan minum, konstruksi, sektor perdagangan usaha kecil menengah, jasa perhotelan, transporasti, komunikasi informasi hingga jasa angkutan udara.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua mencatat dampak ekonomi sepanjang pelaksanaan pekan olahraga nasional (PON) XX dan Peparnas di Papua mencapai Rp1,1 triliun hingga Rp1,6 triliun.
Kedua perhelatan olahraga di Provinsi Papua PON XX dan Peparnas XVI mampu mendorong pemulihan perekonomian di atas 14 persen dan tertinggi dari seluruh Indonesia Indonesia
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Papua sepanjang 2021 sesuai data Bank Indonesia perwakilan Papua ketika pelaksanaan PON XX berlangsung telah memberikan kontribusi besar bagi kegiatan ekonomi masyarakat Papua.
Sedangkan untuk inflasi bulan Oktober 0.90 persen secara tahunan, menurut BI, lebih rendah dari nasional 1,66 persen secara tahunan yang terutama didorong trafik angkutan udara sepanjang pelaksanaan PON XX Papua.
"Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX dan Peparnas XVI Papua dapat menjadi momentum untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Papua khususnya untuk sektor nontambang,"ungkap Kepala Bank Indonesia perwakilan Papua Naek Tigor Sinaga dalam bincang media bersama Bank Indonesia di Jayapura.
Hal perekonomian daerah paling menonjol ketika PON dan Peparnas di antaranya jasa akomodasi penginapan hotel di empat kluster penyelenggaraan PON di antaranya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke dan Kabupaten Mimika memberikan kontribusi besar menyumbang pendapatan pelaku usaha jasa perhotelan.
Semua jenis kamar yang tersedia untuk akomodasi peserta berbagai hotel di empat kluster penyelenggara PON XX terisi penuh menjadi tempat menginap atlet.
Para manajemen hotel di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Merauke dan Kabupaten Mimika telah mendapat berkah dari penyelenggaraan PON XX dan Peparnas XVI Papua karena pesanan kamar hotel sudah full boking 100 persen.
Dengan tingkat keterisian hunian kamar hotel 100 persen maka secara ekonomi memberikan pendapatan penghasilan pengusaha perhotelan dan restoran.
Geliat sektor perikanan
Untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi Papua selama 2021 selain nontambang adalah sektor perikanan yang juga mulai bergairah melakukan ekspor keluar negeri.
Seperti dilakukan pengusaha perikanan Kabupaten Mimika UD Putri Desi selama 2021 telah melakukan ekspor kepiting bakau sebanyak lima kali ke Singapura, dimana terakhir kegiatan ekspor dilakukan pada Oktober lalu sebanyak 150 kilogram.
Pimpinan perusahaan UD Putri Desi Hartati mengakui, sebelum pandemi COVID-19 ekspor kepiting bakau bisa dilakukan hampir setiap hari ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia, dengan jumlah 1 sampai 2 ton kepiting bakau per hari.
Hartati menceritakan, kepiting bakau dari Timika dikirim melalui penerbangan pesawat Garuda ke Denpasar dan selanjutnya bertukar pesawat untuk dibawa langsung ke Singapura.
"Namun, situasi saat ini karena masih pandemi virus corona maka kegiatan ekspor kepiting bakau masih rutin meski tak selancar sebelum pandemi,"ungkap Hartati.
Kabupaten Mimika, Provinsi Papua melalui perusahaan perikanan Timika PT Bartuh Langgeng Abadi melakukan ekspor perdana udang beku ke Jepang dengan total 9,8 ton melalui Pelabuhan Pomako, Distrik Mimika Timur.
Direktur Utama PT Bartuh Langgeng Abadi Sulaksono Soemitro mengatakan, udang yang diekspor ke Jepang itu yakni udang tiger seberat 2 ton dan sisanya udang banana, merupakan hasil tangkapan para nelayan lokal dengan waktu tempuh perjalanan menggunakan kapal laut sekitar satu bulan.
"Ini merupakan ekspor perdana kami ke Jepang. Di Jepang sudah ada tiga pembeli yaitu dari Tokyo dan dari Fukuoka. Udang-udang ekspor ini hasil tangkapan nelayan di sekitar kawasan Pelabuhan Pomako,"ungkap Sulaksono di sela-sela kegiatan ekspor perdana udang ke Jepang bertempat di Dermaga Pelabuhan Pomako.
Untuk melakukan ekspor perdana ke Jepang tersebut, menurut Sulaksono, pihak PT Bartuh Langgeng Abadi telah mempersiapkan pra kegiatan selama satu bulan.
Diakui Sulaksono, pelaksanaan udang ekspor udang dilakukan PT Bartuh Langgeng Timika sudah sesuai standar yang diminta para pembeli dari negeri sakura Jepang.
"Kami juga sudah sepakat untuk mengatur pengiriman berikutnya pada bulan Januari 2022 dengan jumlah sama seperti ekspor perdana ini, maupun bulan-bulan berikutnya,"kata putra pengusaha Soemitro, pemilik usaha Serayu Grup Timika.
PT Bartuh Langgeng Abadi memiliki fasilitas pengelolaan ikan di sekitar kawasan Pelabuhan Pomako dengan kapasitas produksi sebanyak 2,4 ton per hari atau sebulan sebanyak 70 ton.
Sementara itu, Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor, Papua bekerja sama dengan Unit Usaha Perikanan (UUP) Koperasi Serba Usaha (KSU) Syaloom GKI Klasis Biak Selatan melakukan pengiriman satu kontainer ikan tuna dan black marlin dengan total volume13 ton ke PT Perikanan Nusantara (Persero) Surabaya.
Pelepasan pengiriman ikan tuna dilakukan Asisten I Sekretaris Daerah Kabupaten Biak Numfor Mahasunu bersama sejumlah pejabat dan jajaran pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Syaloom di Kompleks Dinas Kelautan dan Perikanan Biak Numfor.
.
Asisten Sekda Mahasunu mengatakan, pengiriman ikan oleh Pemerintah Kabupaten Biak Numfor bekerja sama dengan KSU Syaloom merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat nelayan.
"Dengan menjaga kestabilan harga dan mendorong nelayan orang asli Papua untuk terus meningkatkan produktivitas hasil tangkapannya,”kata Mahasunu
Papua dengan sumber daya alam yang melimpah terdiri tambang, perikanan dan kelautan serta kehutanan dan memiliki kekayaan budaya asli Papua yang beragam menjadi salah satu potensi ekonomi daerah yang dapat mendatangkan penerimaan bagi masyarakat lokal maupun pemerintah daerah setempat.
Kekayaan alam dimiliki tanah Papua akan memberikan manfaat kesejahteraan dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat orang asli Papua jika pengelolaannya dilakukan secara tepat dan berkesinambungan dengan memperhatikan kearifan budaya daerah masyarakat lokal.
Konsep pengembangan ekonomi ala Blakely dan Bradshaw yakni warga lokal merupakan suatu proses yang mana peran dari pemerintah lokal dan organisasi masyarakat ikut terlibat guna merangsang, mendorong, dan memelihara aktivitas usaha untuk menciptakan sebuah lapangan pekerjaan untuk warga lokal di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berita Terkait
Catatan Akhir Tahun-Tujuh poin krusial revisi kedua Otonomi Khusus Papua
Kamis, 30 Desember 2021 9:15
Catatan Akhir Tahun - Korban KKB dari warga sipil hingga jenderal TNI
Rabu, 29 Desember 2021 9:53
Catatan akhir tahun - Sejarah mengawinkan medali emas sepakbola PON Papua
Selasa, 28 Desember 2021 10:19
Catatan Akhir Tahun - Sumsel peringkat dua terbanyak kasus narkoba
Senin, 27 Desember 2021 15:29
Tahun bersejarah Papua dan cara olahraga ubah stigma
Kamis, 23 Desember 2021 17:03
Catatan akhir tahun - Divestasi saham Freeport tak kunjung rampung
Minggu, 1 Januari 2017 13:21
Catatan akhir tahun - Kerumitan yang menyelimuti Freeport di penghujung 2016
Kamis, 29 Desember 2016 22:15
Catatan Akhir Tahun - Janji Jokowi pada Mama-mama Papua telah terwujud
Rabu, 28 Desember 2016 12:55