Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua, mengalokasikan anggaran sebesar Rp5,5 miliar untuk membantu modal usaha pengembangan produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah setempat.
"Instruksi Presiden Joko Widodo pada pidato kenegaraan menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI supaya kabupaten/kota untuk memperhatikan pengembangan produk pelaku UMKM maka Pemkab Biak Numfor sudah merealisasikan program pemberdayaan ekonomi untuk pelaku usaha,"ujar Bupati Biak Herry Ario Naap di Biak, Senin.
Herry Ario Naap mengakui, pada tahap pertama Pemkab Biak Numfor sudah merealisasikan program pemberdayaan ekonomi masyarakat bagi pelaku UMKM sebesar Rp1,5 miliar .
Untuk bantuan modal usaha pelaku UMKM Biak tahap dua dan tiga, menurut Bupati Herry, akan dilakukan dalam waktu dekat .
"Pemkab Biak sangat komitmen memperhatikan pemberdayaan ekonomi untuk pelaku UMKM karena mereka menghasilkan beragam produk usaha untuk kebutuhan masyarakat," katanya.
Diakui Bupati Herry, selain bantuan permodalan untuk UMKM pihaknya juga memberikan pendampingan dalam rangka membangun sektor ekonomi khusus pelaku usaha mikro kecil menengah dari orang asli Papua.
Untuk tim pendampingan UMKM Biak, lanjutnya, pihak Pemkab Biak Numfor telah menyiapkan surat keputusan pendampingan UMKM Biak.
"Melalui tim pendampingan pemerintah maka pelaku UMKM Biak dapat meningkatkan produksi hingga menambah pendapatan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Biak Abdul Manan mengatakan, jumlah pelaku UMKM Biak Numfor hingga 2022 mengalami peningkatan dari 2.450 pelaku UMKM naik menjadi 6.648 usaha.
'Dari ribuan pertumbuhan UMKM Biak Numfor pada tahun 2022 diperkirakan 150 pelaku usaha mikro kecil menengah akan mendapat bantuan modal usaha dari Pemkab Biak Numfor, " ujarnya.
Abdul Manan menyebutkan bahwa untuk besaran jumlah bantuan modal usaha UMKM Biak sangat bervariasi bergantung jenis usaha yang dilakukan pengusaha.
"Besaran bantuan dana modal pengembangan usaha pemberdayaan ekonomi untuk UMKM Biak berkisar Rp5 jutaan rupiah hingga puluhan juta per pengusaha orang asli Papua," sebut Abdul Manan.